> >

Ketum PBNU Ungkap Gus Dur dan Megawati Punya Hubungan Dekat Layaknya Kakak Adik

Politik | 6 April 2022, 16:00 WIB
Gus Yahya, Ketum PBNU, berpesan kepada warga NU menyambut Ramadan 1443 Hijriah. (Sumber: PBNU)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf mengungkapkan hubungan antara Gus Dur dan Megawati Soekarnoputri yang sangat dekat layaknya kakak beradik.

Pria yang akrab disapa Gus Yahya itu mengatakan demikian dalam serial Inspirasi Ramadan 2022 bertajuk "Inspirasi Keteladanan Gus Dur" yang ditayangkan melalui akun Youtube BKN PDI Perjuangan.

Baca Juga: Kisah Lawas Soeharto dan Gus Dur soal Tarawih 23 dan 11 Rakaat: Awalnya Tegang, Berujung Candaan

Selain menceritakan ide-ide serta keteladanan dari Gus Dur, Gus Yahya juga meluruskan anggapan-anggapan yang menyatakan seolah-olah Gus Dur dan Megawati berbeda pendapat bahkan berkonflik.

"Gus Dur kenal dengan Bu Mega sudah sejak lama, seperti kakak adik hubungannya, sudah puluhan tahun saling mengenal," kata Gus Yahya yang dikutip dari keterangan persnya pada Rabu (6/4/2022).

"Ada banyak hal yang beliau berdua berbagi. Artinya, pemikiran yang sama di antara beliau berdua, namun mungkin saja dalam politik praktis ada gesekan-gesekan, itu sangat wajar," imbuhnya.

Tak hanya dengan Megawati, Gus Yahya menuturkan, bahkan Gus Dur juga cukup dekat dengan Soeharto. Namun, ada banyak hal yang membuat Gus Dur berbeda dengan Soeharto.

Baca Juga: Pengakuan Megawati Hanya Takut pada Puan: Kalau Sama yang Lain Saya Enggak Takut

"Sehingga kita melihat dalam perjalanan politiknya ada momentum-momentum yang terlihat Gus Dur berseberangan dengan Bu Mega. Itu wajar saja," ujar Gus Yahya.

"Memang politik seperti itu, politik itu muamalah. Dalam wacana fiqih, itu seperti orang yang tidak ada hubungan sama sekali. Seperti contoh transaksi dagang dengan saudara kandung, dalam fiqih pun harus dilakukan secara objektif dan itu sama halnya seperti politik," terangnya.

Gus Yahya menilai, Gus Dur dan Megawati merupakan ikon perlawanan terhadap rezim Orde Baru. Kedua tokoh itu pun banyak berbagi terkait nilai-nilai dasar kebangsaan dan kemanusiaan.

Lebih lanjut, Gus Yahya berbicara mengenai sosok Gus Dur. Ia mengaku sudah lama mengenal Gus Dur.

Baca Juga: Soal Isu 'Reshuffle' Kabinet, Benarkah Jokowi Sudah Temui Megawati Bahas Hal Tersebut?

Gus Yahya menganggap Gus Dur sebagai sosok pejuang kemanusiaan yang tidak hanya memperjuangkan kelompok Islam, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat.

Bahkan, Gus Yahya mengaku bahwa Gus Dur telah mengubah hidupnya hingga menjadi dirinya seperti sekarang ini.

"Saya mengenal Gus Dur sejak lama, dan saya juga mengalami perubahan berkat Gus Dur," ujar Gus Yahya.

"Saya berubah. Dulu sekitar tahun 70an, ada suasana baik domestik maupun global ketika Islam berada dalam posisi konfliktual dihadapkan dengan aktor-aktor lain, aktor-aktor kekuasaan," tuturnya mengenang.

Baca Juga: Putri Gus Dur Bilang Ada Perang Narasi Islam di Media Sosial, Begini Penjelasannya

Di domestik atau dalam negeri, Gus Yahya mengaku berhadapan dengan rezim Orde Baru, sehingga menjadikan Islam sebagai ideologi perlawanan.

Namun, wacana-wacana yang dibangun Gus Dur dan ketekunan membina anak-anak muda, kata Gus Yahya, berhasil mengubah pola pikir generasi muda saat itu.

"Gus Dur berhasil mengubah mindset saya dan kawan-kawan generasi saya untuk berpikir cara lain," kata Gus Yahya.

"Daripada melawan untuk menghancurkan, kenapa kita tidak menyumbang, berkontribusi untuk menyempurnakan saja? Ini prinsip mendasar dari Gus Dur," ujarnya.

Baca Juga: Megawati: Saya Pernah Jadi Rakyat Biasa setelah Ayah Saya Dilengserkan

 

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU