> >

Mengenang Nurcholis Madjid, Pemikir dan Pembaharu Islam yang Ilmunya Terus Dikaji

Sosok | 17 Maret 2022, 14:41 WIB
Nurcholis Madjid atau biasa disapa Cak Nur, sosok pemikir besar asal Indonesia yang pemikirannya senantiasa dikaji (Sumber: Universitas Paramadina)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Hari ini, 17 Maret 83 tahun yang lalu, lahir seorang bernama Nurcholis Madjid di Jombang, Jawa Timur. Sejarah mencatat, sosok ini merupakan cendekiawan muslim yang berpengaruh di Indonesia. Jejak pemikiran dan pembaharuannya tentang Islam terus dikaji sampai kini. 

Cak Nur, sapaan Nurcholis Madjid, punya jejak pengaruh besar dalam pemikiran Islam kontemporer di Indonesia. Ia juga mendirikan Universitas Paramadina dan aktif berkarya. 

Karya-karya Cak Nur turut serta menyegarkan pemikiran Islam di Indonesia dengan pelbagai karyanya seperti “Khazanah Intelektual Islam” (1984), “Islam, Kemodernan, dan Keindonesiaan” (1987), “Islam, Doktrin, dan Peradaban” (1992), “Pintu-pintu Menuju Tuhan” (1994), dan lainnya.

Pada masanya, segala hal tentang Cak Nur tersebut menjadi sumber inspirasi para anak muda Islam pada dekade 1980-an dan 1990-an, bahkan hingga kini.

Greg Barton, Indonesianis asal Australlia dalam disertasinya Gagasan Islam Liberal di Indonesia(1995) menempatkan Nurcholish Madjid sebagai pemikir Islam berpengaruh dari Indonesia bersama Djohan Effendi, Ahmad Wahib dan Abdurrahman Wahid.

Ketiganya, kata Greg Barton, termasukk dalam gerbong gerakan dan pemikiran Neo-Modernisme Muslim Indonesia yang berpengaruh sejak akhir 1960-an hingga dewasa ini.

Sebagai gerakan ini juga menjadi jembatan memperluas moderenisme sekaligus tradisionalisme. Sumbangan gagasan pembaruan pemikiran Islam mereka merepresentasikan suatu sintesis besar pemikiran Islam, dengan pemikiran modern.

Tak heran ia kemudian dinobatkan sebagai salah satu pembaharu Islam Indonesia yang pengaruhnya sangat besar, khususnya dalam mempromosikan Islam moderat yang inklusif, dinamis, dan sejuk.

Baca Juga: Mengenang Cendekiawan Muslim Nurcholis Madjid  yang Lahir 17 Maret 1939

Bermula dari Gerakan intelektual di HMI

Publik mengenal Cak Nur saat mulai menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sampai dua kali, yakni dalam kurun 1966-1968 dan 1969-1971.

Penulis : Dedik Priyanto Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU