> >

Kemenkes Prediksi Puncak Kasus Omicron Terjadi Awal Maret, Bisa 6 Kali Lipat dari Delta

Kesehatan | 10 Februari 2022, 19:16 WIB
Direktur P2P Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menjelaskan tren peningkatan kasus Covid-19 akibat varian Omicron yang terjadi saat ini, Kamis (10/2/2022). (Sumber: YouTube Kemenkes)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memprediksi puncak kasus Covid-19 akan terjadi pada dua sampai tiga pekan ke depan, atau awal Maret 2022.

Direktur P2P Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, tren peningkatan kasus Covid-19 akibat varian Omicron lebih cepat dibanding varian Delta.

Hal ini membuat kasus Covid-19 yang terjadi saat ini jauh lebih banyak dibanding gelombang kedua pandemi di tahun lalu.

Baca Juga: Luhut Ungkap 69 Persen Kasus Kematian Covid-19 varian Omicron Akibat Belum Divaksin

Namun untuk angka kematian atau pasien yang dalam keadaan parah, jauh lebih rendah dibanding varian Delta. 

Menurut Siti, saat varian Delta merebak di Indonesia, untuk mencapai angka 56 ribu kasus positif Covid-19 dibutuhkan waktu setidaknya tiga minggu.

Sementara varian Omicron, saat ini sudah sempat menyentuh angka 87 ribu kasus, walaupun sekarang turun menjadi 40 ribu. 

Di beberapa daerah di Jawa dan Bali, kasus Covid-19 juga sudah mencapai puncak saat varian Delta merebak di bulan Juni dan Juli 2021.

Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Biaya Penanganan Covid-19 Telah Habiskan Rp200 Triliun

"Kita akan melihat tren peningkatan sampai kita prediksi bahwa di akhir Februari atau di awal Maret 2022 ini merupakan puncak kasus Omicron yang bisa diprediksi itu tiga kali sampai dengan enam kali lebih tinggi dari varian Delta," kata Nadia dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (10/2/2022).

Siti menambahkan, di sisi lain, tren peningkatan kasus akibat varian Omicron ini tidak berbanding lurus dengan peningkatan kasus yang membutuhkan perawatan di rumah sakit.

Namun, Siti meminta masyarakat tetap waspada dan disiplin menjalankan protokol kesehatan. 

Baca Juga: Simak! Ini Kriteria Pasien Omicron Dinyatakan Sembuh dan Selesai Isoman

Masyarakat yang memiliki gejala ringan dan tanpa gejala, seperti batuk, kemudian flu, demam dan sakit tenggorokan, saturasi oksigen lebih dari 95 persen, tidak memiliki komorbid serta lansia, diharapkan melakukan isolasi mandiri, baik di rumah maupun di tempat isolasi terpusat yang sudah disiapkan.

"Ada layanan telemedicine untuk melayani pasien yang mengalami kondisi tersebut," ujar Siti.

Nadia juga mengingatkan, vaksinasi Covid-19 masih menjadi salah satu upaya dalam memberi perlindungan agar masyarakat terhindar dari sakit parah akibat Covid-19.

"Untuk itu mari kita ajak lansia untuk mendapatkan vaksinasi karena saat ini vaksinasi lansia masih cukup rendah, baru 55 persen," ujar Siti. 

Baca Juga: Jubir Satgas Covid-19: Rt Seluruh Pulau di Indonesia Sudah Berada di Atas 1

Adapun per tanggal 10 Februari 2022, penambahan kasus positif mencapai 40.618 kasus. Penambahan ini membuat jumlah kasus Covid-19 di Tanah Air saat ini mencapai 4.667.554, terhitung sejak diumumkannya kasus pertama pada 2 Maret 2020.

Di tanggal yang sama, data pasien yang sembuh atau dinyatakan negatif juga mengalami peningkatan, yakni 18.182 pasien dalam kurun waktu 24 jam terakhir. 

Dengan demikian, total kasus sembuh dari Covid-19 di Tanah Air saat ini mencapai 4.234.510.

Untuk kasus meninggal akibat Covid-19 dilaporkan bertambah 74 orang dalam 24 jam terakhir. Hingga Kamis (10/2/2022), ada 144.858 kasus kematian akibat Covid-19 di Tanah Air.

Baca Juga: Kemenkes Bongkar 10 Daftar Mal, Hotel hingga Restoran Tak Patuh Gunakan PeduliLindungi

Saat ini ada 288.186 kasus aktif Covid-19 di Tanah Air. Kasus Covid-19 telah menyebar di 510 kabupaten/kota di 34 provinsi.
 

Penulis : Johannes Mangihot Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU