> >

Nusantara sebagai Nama Bangsa Tersingkir Sejak Zaman Pergerakan, Dinilai Jawasentris

Update | 18 Januari 2022, 10:26 WIB
Desain final istana negara IKN Baru. Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso mengatakan, pembangunan dan pemindahan ASN ke IKN dilakukan secara bertahap, selama 5 tahun. (Sumber: Instagram/Nyoman_Nuarta)

"Dalam konteks Jawa, sebutan mancanegara untuk menjelaskan wilayah yang tidak beradab, kasar tidak teratur, atau sesuatu yang sebaliknya dari negara agung yang beradab dan harmonis," imbuhnya.

Oleh sebab itu, dia menegaskan bahwa pemilihan nama Nusantara untuk ibu kota negara baru kurang tepat.

"Pemakaian nama ibu kota baru Nusantara tidak mewakili pikiran RI yang didirikan sebagai amanat untuk setara, tetapi mewakili arogansi dan dominasi pikiran elite 'Keraton Jawa' gaya baru 2022," imbuhnya.

Sebelumnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa menjelaskan alasan pemilihan nama Nusantara.

Menurutnya, nama Nusantara dipilih karena sudah dikenal sejak lama dan ikonik di dunia internasional.

Baca Juga: Menteri PPN: Ibu Kota Negara akan Dipindahkan Bertahap, Tidak Seperti Lampu Aladdin

"Ini saya baru mendapatkan konfirmasi dan perintah lagsung dari Bapak Presiden yaitu pada hari Jumat. Jadi sekarang hari Senin, hari Jumat lalu, dan beliau mengatakan ibu kota negara ini Nusantara," kata Suharso dalam rapat Panitia Khusus Rancangan Undang-Undang Ibu Kota Negara (RUU IKN) DPR dengan pemerintah di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (17/1/2022).

Draf RUU IKN sendiri memang belum mencantumkan nama ibu kota baru sehingga hanya disebut sebagai "IKN [...]" di dalam draf RUU yang masuk dalam Prolegnas Prioritas DPR itu.

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Purwanto

Sumber : Kompas.com


TERBARU