> >

PKS Minta Pemerintah Perhatikan Nasib Pekerja Migran Indonesia yang Ingin Dapat Tempat Karantina

Politik | 21 Desember 2021, 16:59 WIB
Anggota DPR Fraksi PKS Kurniasih Mufidayati menjelaskan alasan fraksi PKS di DPR menolak Rancangan Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (RUU TPKS) sebagai usul inisiatif DPR. (Sumber: KOMPAS TV)

JAKARTA, KOMPAS TV - Anggota Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayanti mengaku dirinya kerap menerima aduan ihwal banyak Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang terlantar untuk mendapatkan fasilitas karantina setelah pulang dari luar negeri.

Politikus PKS itu menyebut, para PMI itu dipaksa menunggu berjam-jam demi mendapatkan fasilitas karantina dari pemerintah sesuai dengan keputusan Satgas Covid-19 Nasional.

"Saat ini ada program pemulangan (rekalibrasi) tapi tak siap dengan infrastruktur di dalam negeri untuk karantina. Teman-teman PMI lapor jika ada tawaran untuk karantina ke hotel-hotel dengan biaya sendiri yang tidak sedikit agar tidak menunggu antrian lebih lama." 

Baca Juga: Karantina Pelaku Perjalanan Internasional Ditambah Jadi 14 Hari, Menkes Minta Fasilitas Diperbanyak

"Ingat PMI adalah kelompok yang mendapatkan fasilitas gratis karantina mandiri yang disediakan pemerintah. BP2MI harus cari solusi segera bersama Satgas Covid-19 Nasional menyelesaikan kebutuhan mendesak ini," kata Mufida, Selasa (21/12/2021).

Ia menjelaskan, laporan yang masuk ke dirinya bahkan ada yang menunggu hingga dua hari di bandara tanpa fasilitas yang memadai. 

Padahal esensi dari karantina mandiri usai perjalanan dari luar negeri adalah antisipasi penyebaran Covid-19 dengan memisahkan pelaku perjalanan.

"Namun, karena fasilitas karantina mandiri tidak siap akhirnya justru PMI harus terlunta-lunta di bandara maupun pelabuhan," katanya.

Ia mengimbau agar pemerintah menyediakan tempat tersendiri untuk menampung PMI yang hendak melakukan karantina.

"Pemerintah bisa membuka tambahan kamar segera di fasilitas milik pemerintah termasuk bekerjasama dengan aset milik Pemda. Kasihan teman-teman PMI seperti tidak diurus."

Penulis : Fadel Prayoga Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU