> >

5 Fakta Erupsi Gunung Semeru, Awan Panas Meluas, Gelap Gulita, hingga Warga Berlarian Mengungsi

Peristiwa | 4 Desember 2021, 21:11 WIB
Erupsi Gunung Semeru dari Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (4/12/2021). (Sumber: ANTARA/HO-warga Desa Oro-oro Ombo)

Namun, BMKG Juanda memperkirakan, debu vulkanik akan cenderung bergerak ke arah barat dan barat daya.

“Diprakirakan 6 jam ke depan pergerakan debu vulkanik cenderung mengarah ke barat hingga barat daya,” demikian keterangan tertulis dari BMKG Juanda pada Sabtu (4/12/2021).

Hal ini karena angin bergerak ke arah barat dengan kecepatan lebih tinggi, yaitu 20-30 km/jam dan ke arah barat daya 40-50 km/jam.

Sementara Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang Wawan Hadi mengatakan, awan panas Gunung Semeru menciptakan awan yang membumbung.

Awan membumbung tinggi itu disebabkan oleh pertemuan aliran awan panas dan air hujan.

"Asap yang membumbung itu dari awan panas guguran yang sudah sampai di Curah Kobokan. Kan panas, kena hujan muncul asap," ungkapnya.

Baca Juga: Gunung Semeru Erupsi Berstatus Waspada, BNPB Imbau Masyarakat Lakukan Hal Ini

Jembatan Gladak Perak putus dan rumah warga rusak usai erupsi Gunung Semeru. (Sumber: Twitter/DaryonoBMKG)

Warga Terdampak Letusan Gunung Semeru Diungsikan

Akibat erupsi Gunung Semeru ini, sejumlah warga di Curah Kobokan, Kecamatan Pronojiwo; dan Kajar Kuning, Kecamatan Candipuro diungsikan.

"Untuk sementara warga kita ungsikan terlebih dahulu, untuk menjaga segala kemungkinan," ucap Kepala BPBD Kabupaten Lumajang Wawan Hadi.

Selain dua lokasi tersebut, warga di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, juga dilaporkan mengungsi.

Hal ini disampaikan Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati

"Berdasarkan informasi yang kami dapatkan, sebanyak 65 warga mengungsi di Dusun Kamar Kajang, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, sehingga seluruh tim BPBD kami kerahkan untuk mengevakuasi warga ke tempat yang aman," sebutnya, dilansir dari Antara.

Lebih lanjut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur telah mengirimkan tim untuk membantu BPBD Kabupaten Lumajang melakukan evakuasi pada warga terdampak letusan Gunung Semeru.

"Agen bencana Provinsi Jatim dan TRC PB BPBD Lumajang menuju lokasi untuk asesmen dan melakukan evakuasi warga di sekitar Gunung Semeru," ujar Kepala Pelaksana BPBD Jatim Budi Santosa, dikutip dari Antara.

BPBD Lumajang, kata dia, juga langsung berkoordinasi dengan perangkat desa setempat untuk melakukan langkah-langkah evakuasi.

Pihaknya juga mengaku telah melaporkan kondisi Gunung Semeru kepada Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak, serta Pelaksana Harian Sekda Provinsi Jatim sekaligus Kepala BPBD Jatim Heru Tjahjono.

Baca Juga: Dampak Erupsi Gunung Semeru: 3 Warga Hilang, Jembatan Lintas Malang-Lumajang Putus

Jembatan Lintas Malang-Lumajang Putus

Di sisi lain, Pos Pantau Gunung Bruno, yang relatif dekat dengan Gunung Semeru, mencatat gempa bumi dengan getaran beramplitudo 24 milimeter.

Getaran gempa terasa selama hampir satu jam mulai pukul 14.10 WIB hingga 15.09 WIB. 

Akibatnya, Jembatan Gladak Perak terputus karena banjir lahar. Jembatan ini adalah jalan alternatif penghubung Lumajang-Malang di Kecamatan Candipuro.

Sementara, erupsi Gunung Semeru tidak terlalu berdampak di perbatasan lainnya antara Malang-Lumajang, tepatnya di Kecamatan Ampelgading.

Warga Kecamatan Ampelgading mengalami hujan abu yang tidak terlalu lebat hingga pukul 17.00 WIB.

 

Penulis : Fadhilah Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU