> >

Paksa Penyandang Tunarungu Bicara, Ini Penjelasan Risma

Peristiwa | 2 Desember 2021, 15:45 WIB
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini atau Risma. (Sumber: DOK Pemkot Surabaya/Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Sosisl Tri Rismaharini jelaskan soal tindakannya yang memaksa penyandang disabilitas rungu wicara untuk berbicara di hadapan khalayak ramai saat peringatan Hari Disabilitas Internasional di kantor Kemensos, Jakarta, Rabu (1/12/202).

Risma mengaku tidak melarang para penyandang tunarungu untuk menggunakan bahasa isyarat. Namun, ia hanya ingin para penyandang disabilitas selalu memaksimalkan penggunaan anggota tubuh yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa. 

"Tuhan itu memberikan mulut telinga, mata kepada kita yang ingin Ibu ajarkan pada kalian terutama anak-anak yang dia menggunakan alat bantu dengar sebetulnya tidak mesti dia bisu," ujar Risma dilansir dari Kompas.com, Kamis (2/12/2021). 

"Jadi karena itu kenapa Ibu paksa kalian untuk bicara Ibu paksa memang, supaya kita bisa memaksimalkan pemberian Tuhan kepada kita. Mulut, mata, telinga," kata dia. 

Baca Juga: Berikan Bantuan, Mensos Risma Datangi Lokasi Banjir Garut

Risma mengatakan, ia melihat hal itu dari sosok Staf Khusus Presiden Angkie Yudistia yang merupakan penyandang disabilitas. 

Menurut dia, saat pertama kali bertemu, cara bicara Angkie masih belum lancar. Namun, karena terus dilatih, kini cara bicara Angkie menjadi lebih jelas. 

"Ibu ingin coba berapa kemampuan terutana anak untuk memaksimalkan telinganya, mulutnya, tidak boleh menyerah stefan, tidak ada kata menyerah," kata Risma. 

"Tidak boleh berhenti. Kamu boleh belajar boleh tetap gunakan bahasa isyarat, tetapi Stefan, ibu pingin melatih kalian semua untuk tidak menyerah," kata Risma.

Baca Juga: Ketika Risma Dikritik karena Paksa Tunarungu Bicara di Peringatan Hari Disabilitas Internasional

Risma Paksa Penyandang Tunarungi Bicara

Risma sebelumnya dikritik penyandang disabilitas karena memaksa penyandang tunarungu untuk berbicara. 

Risma memaksa penyandang tunarungu untuk berbicara di Hari Disabilitas Internasional, Rabu (1/12/2021). 

Awalnya, berdasarkan pantauan dari akun YouTube Kementerian Sosial (kemensos), Risma mengunjungi berbagai stand pameran karya penyandang disabilitas. 

Lalu, Risma sampai di stand lukisan dari penyandang tunarungu. 

Setelah anak tersebut menyelesaikan lukisannya, ia diminta naik ke atas panggung. Anak tersebut bernama Anfil dan Aldi. 

Adapun Anfil yang merupakan penyandang disabilitas mental dan rungu diminta menyampaikan hal yang ingin disampaikan pada Risma secara langsung. 

Ia pun berbicara. Sementara itu, Aldi yang juga penyandang disabilitas autisme dan ada gangguan dalam berkomunikasi diminta berbicara, tetapi tidak kunjung berbicara.

"Kamu sekarang Ibu minta bicara enggak pakai alat. Kamu bicara Aldi," kata Risma dikutip Kamis (2/12/2021). 

"Bisa kamu bicara," kata dia. 

Tindakan Risma ini menuai kritik dari penyandang disabilitas tunarungu bernama Stefan yang belakangan diketahui sebagai perwakilan dari Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (Gerkatin). 

"Ibu, saya harap sudah mengetahui tentang CRPD bahwasannya anak tuli itu memang menggunakan alat bantu dengar, tetapi tidak untuk dipaksa berbicara," kata Stefan. 

Ia mengatakan, bahasa isyarat sangat penting bagi penyandang tunarungu, bahkan ia menyamainya seperti harta.

Baca Juga: Antisipasi Dampak Cuaca Buruk, Mensos Risma Berencana Buat Lumbung Sosial

Penulis : Hedi Basri Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU