> >

Sejak Februari Terdapat 59 Ribu Calon Jemaah Umrah yang Tertunda, 11 Ribu Sudah Vaksin

Sapa indonesia | 1 Desember 2021, 21:20 WIB
Wamenag. Sejak Februari 2021 hingga saat ini, terdapat 59.757 calon jemaah umrah yang tertunda keberangkatannya. Sebagian sudah menerima vaksinasi Covid-19 dosis lengkap. (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)

“Yang kita punya adalah Siskopatuh Kemenag dengan aplikasi Pedulilindungi Kementerian Kesehatan, yang terkait dengan akses QR code sertifikat vaksin Covid-19,” tuturnya.

Fase integrasi ini disebutnya sudah dalam tahap finalisasi dan siap digunakan dalam waktu dekat apabila jemaah umrah Indonesia akan diberangkatkan.

Sedangkan koordinasi dengan PPIU adalah mengenai kebijakan dan skenario penyelenggaraan umrah di masa pandemi, khususnya terkait dengan kebijakan one gate policy.

Dengan sistem itu, pemberangkatan jemaah umrah dilakukan secara terpusat, mulai proses pemeriksaan kesehatan, tes PCR, pengecekan status vaksinasi, keimigrasian, hingga pengurusan dokumen.

“Juga skema pemberangkatan jemaah dilakukan dalam sistem satu pintu di bawah koordinasi Kementerian Agama.”

“Ini juga terkait yang disampaikan Bapak Menteri (Agama) terkait integrasi antara Pedulilindungi dan Tawakalna di Arab Saudi, ini Pedulilindunginya Arab Saudi,” lanjut Zainud.

Sementara, oleh Ketua Asosiasi Muslim Penyelenggara Umrah dan Haji Republik Indonesia (Amphuri), Firman Nur, menyatakan, pemberangkatan awal jemaah umrah dari Indonesia ke Arab Saudi akan menerapkan One Gate System atau sistem satu pintu. Sistem itu hanya untuk membangun trust atau kepercayaan di awal pemberangkatan.

Menurutnya, sangat penting bagi jemaah Indonesia membangun kepercayaan. Oleh sebab itu, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Kementerian Agama (Kemenag) bersama seluruh asosiasi.

Baca Juga: Kemenag akan Godok Kebijakan Pembatasan Usia Jemaah Umrah, Amphuri Ikuti Aturan Saudi

One Gate System memang diperlukan dan disepakati di awal keberangkatan,” jelasnya.

Berdasarkan kesepakatan, lanjut Firman, rombongan umrah yang akan diberangkatkan terlebih dahulu terdiri dari para pimpinan perusahaan penyelenggara umrah.

Tujuannya agar penyelenggara perjalanan umrah yang berangkat tersebut dapat memahami standar  operasional prosedur (SOP) ketentuan pelaksanaan umrah.

“Bisa mengikuti ketentuan yang ada di Saudi, termasuk karantina dan sebagainya,” lanjutnya.

“Jadi kesepakatan kami tentang one gate system itu hanya untuk membangun trust di awal, dikhususkan pada pimpinan  perusahaan yang diberangkatkan awal,” tuturnya.

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU