> >

Tjahjo Kumolo Stres Belasan Calon Eselon 1 Gagal karena Pasangannya Sering Buka Medsos Tokoh Radikal

Peristiwa | 1 Desember 2021, 19:55 WIB
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Tjahjo Kumolo mengaku stres karena belasan aparatur sipil negara (ASN) gagal menjadi pejabat eselon 1. (Sumber: KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN RB) Tahjo Kumolo mengaku stres karena belasan aparatur sipil negara (ASN) gagal menjadi pejabat eselon 1.

Belasan ASN itu disebut Tjahjo gagal karena tak lolos dalam menjalani sidang Tim Penilai Akhir (TPA) lantaran pasangannya sering membuka media sosial tokoh-tokoh radikal.

Baca Juga: PPKM Level 3 Berlaku pada 24 Desember 2021 - 2 Januari 2022, ASN yang Langgar Bisa Kena Pecat

Padahal, kata Tjahjo, mereka yang gagal tersebut sudah mempunyai gelar akademis tinggi. Ada yang sudah mempunyai gelar doktor, bahkan profesor.

"Ini saya stres, dua tahun jadi MenPAN RB dalam sidang TPA hampir di atas 16 calon eselon 1 yang sudah hebat, profesor, doktor, mulai dari bawah naik, ikut TPA, gagal jadi eselon 1 gara-gara kelakuan istrinya atau suaminya," kata Tjahjo di Hotel Bidakara Jakarta Selatan, Rabu (1/12/2021), seperti dikutip dari Tribunnews.com.

"Istrinya kalau malem kerjanya buka medsos tokoh-tokoh radikal, tokoh-tokoh teroris."

Baca Juga: Soal 31 Ribu ASN Terima Bansos, Tjahjo Kumolo: Bukan Menyalahkan, Ini Permainan di Pemerintah Daerah

Tjahjo mengatakan, radikalisme merupakan tantangan tersendiri bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) yang cukup berat dan kompleks.

Sebab, hal itu terjadi tidak hanya pada calon eselon 1. Dia menyebut ada juga calon pejabat eselon 2 yang keluarganya terdeteksi terpapar radikalisme.

Hal tersebut, lanjut Tjahjo, diketahui berdasarkan jejak digitalnya. Karena sebab itulah, maka sang calon pejabat eselon 2 terpaksa juga harus gagal.

Baca Juga: Respons Nasib 57 Eks Pegawai KPK yang akan Direkrut Polri, Tjahjo Kumolo: Saya Tak Punya Kewenangan

Tjahjo mengaku hampir setiap bulan harus memberhentikan ASN dari pekerjaannya karena terpapar radikalisme dan terorisme.

"Hampir setiap bulan kami mengeluarkan SK ASN yang kita berhentikan karena terpapar radikalisme terorisme," ujar Thahjo.

Dalam proses TPA tersebut, kata Tjahjo, para calon tersebut juga sudah tahu bahwa rekam jejak mereka atau keluarganya terus dipantau.

Baca Juga: 3 Pekerjaan Besar terkait ASN Menurut Ketua Umum Korpri Nasional, Termasuk Kesejahteraan

Karenanya, Tjahjo tak bosan mewanti-wanti kepada setiap orang, terutama ASN yang ingin menjadi pejabat, untuk menjauhi hal-hal tersebut.

"Pokoknya yang berbau terorisme radikalisme itu ancaman bangsa. Kita harus berani bersikap siapa kawan, siapa lawan," ujar Tjahjo.

"Meskipun perorangan, kelompok, dan golongan yang dia terang-terangan atau sembunyi-sembunyi menyebar masalah radikalisme teroris," pungkasnya.

Baca Juga: Soal Radikalisme, KSAD Jenderal Dudung: Saya akan Berlakukan Seperti Zaman Pak Soeharto Dulu

 

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Tribunnews.com


TERBARU