> >

Kemenkes: Varian Omicron Masih Sangat Sensitif dengan Tes PCR

Update corona | 28 November 2021, 10:15 WIB
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi menjelaskan varian baru Omicron yang menyebar di Afrika Selatan, Sabtu (27/11/2021). (Sumber: KOMPAS TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan varian baru B.1.1.529 atau Omicron sebagai varian yang mengkhawatirkan.

Sejak kemunculannya pada 24 November 2021 di benua Afrika, varian baru ini mulai menyebar ke Asia yakni Hongkong, China dan beberapa negara di Eropa, seperti Belgia, Belanda, Jerman dan Inggris.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi menjelaskan varian baru ini masih sangat sensitif dengan tes PCR.

Baca Juga: WHO Sebut Varian Baru Covid-19 Omicron Memiliki Tingkat Penularan Tinggi

Artinya dengan tes PCR pasien yang terpapar virus Corona dapat diketahui apakah kasus positif Covid-19 berasal dari varian Omicron.

"Berita baik dari varian baru ini, dia masih sangat sensitif dengan pemeriksaan PCR. Sehingga dengan pemeriksan PCR kita masih bisa mendeteksi kasus positif yang berasal dari varian Omicron ini," ujar Siti dalam keterangan video, Minggu (28/11/2021).

Lebih lanjut Siti menjelaskan meski tes PCR dapat mendeteksi varian baru ini, namun Kemenkes telah meminta pengawasan terhadap pelaku perjalan dari negara yang terdeteksi varian Omicron diwaspadai secara ketat.

Selain itu, Kemenkes memonitor perkembangan varian Omicron yang mulai menyebar di sejumlah negara.

Baca Juga: Ada Kemungkinan Varian Omicron Sudah Berjalan ke Indonesia, Ini Solusinya

Pemerintah, sambung Siti, telah membuat aturan pelaku perjalanan internasional yang masuk ke Indonesia harus melewati masa karantina serta melakukan tes PCR sebanyak tiga kali.

Aturan pengetatan ini untuk mencegah masuknya varian baru, seperti sebelumnya yang lolos masuk ke Indonesia yakni varian Delta.

"Kita terus memonitor perkembangannya. Sampai saat ini belum ada pelarangan masuknya WNA maupun WNI dari negara-negara tersebut. Kita terus memonitor dan melakukan pengetatan terutama yang akan melakukan mudik di libur Natal dan tahun baru," ujar Siti.

Baca Juga: Epidemiolog UI: Varian Omicron Turunkan Efektivitas Vaksin Lebih dari 20 Persen

Adapun varian Omicron ini pertama kali ditemukan di Botswana, kemudian menyebar ke negara tetangga yakni Afrika Selatan.

Di Afrika kasus pertama ditemukan pada 24 November dari hasil pemeriksaan spesimen pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 di tanggal 9 November 2021. 

Varian Omicron ini kemudian menyebar di Afrika Selatan hingga membuat negara tersebut mengalami lonjakan kasus Covid-19.

Sedangkan kasus Botswana varian baru ini ditemukan pada pasien yang telah mendapatkan dua dosis suntikan vaksin Covid-19.

Baca Juga: Hati-Hati, Dua Kasus Omicron Sudah Terdeteksi di Inggris

Dari kedua negara tersebut, varian Omicron menyebar ke Hongkong, China. Satu kasus ditemukan dari pelaku perjalanan dari Afrika Selatan. 

Hasil penelitian varian baru ini bukan berasal dari varian Delta melainkan hasil dari 32 kali mutasi virus Corona. 

 

Penulis : Johannes Mangihot Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV


TERBARU