> >

Moeldoko Diusir di Aksi Kamisan, Wakil Ketua Komnas HAM: Tidak Ada Kesempatan Berbicara

Peristiwa | 18 November 2021, 18:53 WIB
Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara di kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta, Senin (2/3/2020). (Sumber: KOMPAS.com/TSARINA MAHARANI )

JAKARTA, KOMPAS. TV - Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara memaparkan kehadirannya di Aksi Kamisan Semarang yang berujung pengusiran Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dari lokasi aksi.

Menurut Beka, dirinya bersama KSP Moeldoko, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi dan Kapolrestabes Semarang Irwan Anwar memang mendatangi peserta aksi Kamisan, namun tidak diberi kesempatan berbicara.

Beka menjelaskan keputusan dirinya, Moeldoko dan sejumlah pejabat ke Aksi Kamisan Semarang, tidak direncanakan sebelumnya. Kunjungan itu dilakukan secara spontan, karena Aksi Kamisan tersebut berdekatan dengan lokasi kegiatan Festival HAM yang dihadiri dirinya serta KSP Moeldoko.

"Memang spontanitas dari Kepala Staf Kepresidenan, saya, Wali Kota Semarang, Wali Kota Kediri dan Kapolrestabes Semarang untuk menemui kawan-kawan Aksi Kamisan yang hendak menyampaikan aksi mereka. Jadi memang tidak ada rencana sama sekali sebelumnya," terang Beka dalam keterangan yang diterima wartawan, Kamis (18/11/2021). 

Baca Juga: Detik-detik Saat KSP Moeldoko Diusir Massa Aksi Kamisan di Semarang

Menurutnya, kedatangan tersebut untuk bertemu dan berdialog dengan para peserta Aksi Kamisan agar tuntutan peserta bisa direspons dan ditindaklanjuti.

"Sehingga apa yang menjadi harapan mereka bisa lebih maju dipenuhi oleh pemerintah atau negara. hanya itu sebenarnya yang sebenarnya terjadi pada aksi siang tadi yang kemudian kami hadir sebentar," paparnya.

Beka pun sempat mencatat tuntutan yang disampaikan melalui orasi peserta Aksi Kamisan. Antara lain, mereka berharap ada penyelesaian sejumlah kasus pelanggaran HAM dan HAM berat. Selain itu juga menuntut agar tidak terulang lagi pelanggaran HAM di masa yang akan datang.

Baca Juga: Aksi Kamisan, Mahasiswa dan Jurnalis Kecam Kekerasan Kepada Wartawan dan Aktivis Lingkungan

Menurut Beka, peserta Aksi Kamisan juga menyatakan bahwa festival HAM dan juga aksi Kamisan merupakan panggungnya rakyat dan bukan panggung para pejabat.

"Juga menyampaikan bahwa festival atau aksi kamisan tadi adalah festival rakyat, panggungnya rakyat, dan tidak menjadi panggung para pejabat atau oligarki. Itu tuntuan yang sempat kami lihat dan kami perhatikan jadi catatan," ungkapnya.

Namun dia mengatakan tidak ada kesempatan untuk merespons apa yang disampaikan para peserta Aksi Kamisan. 

Baca Juga: Aksi Kamisan, Mahasiswa Tuntut Penuntasan Kasus Pelanggaran HAM

"Kami belum sampai menyampaikan apa pun, merespons apa pun, karena memang belum ada kesempatan untuk itu. Jadi aksi kawan-kawan Aksi Kamisan memang terus menyuarakan tuntutannya dan kesempatan kami untuk merespons atau menyampaikan sesuatu tidak ada," ucapnya.

Karena merasa tidak ada kesempatan berbicara, dan juga sudah cukup mendengar tuntutan para peserta Aksi Kamisan, akhirnya dirinya, KSP Moeldoko dan para pejabat lainnya memutuskan untuk kembali ke tempat penyelenggaraan Festival HAM.

"Kami memang tidak ada kesempatan untuk bicara, sehingga kami memutuskan sudah cukup. Sudah cukup juga mendengar dan memperhatikan apa-apa yang menjadi harapan mereka sehingga kami balik lagi ke venue," urainya.

 

Penulis : Vidi Batlolone Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU