> >

Nama Luhut Pandjaitan Masuk dalam Pandora Papers, Ini Penjelasan Jubir

Peristiwa | 5 Oktober 2021, 18:08 WIB
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan. (Sumber: Dokumentasi Humas Kemenko Marves)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Nama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan disebut-sebut masuk dalam daftar laporan Pandora Papers.

Pandora Papers diketahui merupakan laporan yang membocorkan sekitar 12 juta file berupa dokumen, foto dan surel yang mengungkap harta tersembunyi, penggelapan pajak, serta kasus pencucian uang yang melibatkan orang terkaya dan berkuasa di dunia.

Baca Juga: Dilaporkan ke Bareskrim, Pigai Ancam Polisikan Luhut, Risma, Sri Sultan, hingga Hendropriyono

Laporan tersebut merupakan hasil temuan yang dilakukan oleh lebih dari 600 jurnalis yang berasal dari 117 negara.

Dalam laporan itu, Luhut disebut sempat menjabat di salah satu perusahaan cangkang (shell company) yang terdaftar di Republik Panama.

Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara Menko Marves Jodi Mahardi lantas angkat bicara terkait nama Luhut yang masuk dalam laporan Pandora Papers tersebut.

Jodi membenarkan bahwa Luhut sempat menjabat sebagai Direktur Utama/Ketua Perusahaan pada Petrocapital SA pada tahun 2007 hingga 2010.

Baca Juga: Round-up Sorotan Berita: Pandora Papers Ungkap Skandal Pajak Pemimpin Dunia hingga PPKM Diperpanjang

Petrocapital SA merupakan perusahaan yang didirikan pada tahun 2006 berdasarkan hukum Republik Panama.

"Perusahaan ini didirikan pada tahun 2006 oleh Edgardo E Dia dan Fernando A Gil. Petrocapital memiliki modal disetor senilai 5 juta dolar AS, yang salah satu bidang usahanya adalah minyak dan gas bumi," kata Jodi dikutip dari Kompas.com, Selasa (5/10/2021).

Jodi menjelaskan, perusahaan Petrocapital SA semula akan digunakan untuk pengembangan bisnis di luar negeri, terutama di wilayah Amerika Tengah dan Amerika Selatan.

Baca Juga: Yordania Memberi Reaksi Keras Atas Pandora Papers, Katakan Laporan itu Terdistorsi

Namun dalam perjalanannya, kata dia, terdapat berbagai macam kendala terkait dengan lokasi geografis, budaya, dan kepastian investasi.

"Sehingga Bapak Luhut B Pandjaitan memutuskan untuk mengundurkan diri dari Petrocapital dan fokus pada bisnis beliau yang ada di Indonesia," ujar Jodi.

Selama Luhut menjabat di Petrocapital hingga mengundurkan diri pada 2010, Jodi mengatakan, Petrocapital SA belum berhasil mendapatkan proyek investasi yang layak. Termasuk kerja sama dengan perusahaan minyak dan gas milik suatu negara.

Baca Juga: Nama Airlangga dan Luhut Muncul dalam Laporan Pandora Papers, Ini Tanggapan Golkar

"Tidak ada kerja sama dengan perusahaan minyak dan gas negara, dan tidak pernah ada perubahan nama dari Petrocapital menjadi Pertamina Petrocapital SA," kata Jodi.

Adapun Pandora Papers diketahui diungkap oleh Konsorsium Jurnalis Investigatif Internasional (ICIJ). Dokumen Pandora Papers berisi data terkait kekayaan rahasia para elite di lebih dari 200 negara dan wilayah di dunia.

Para elite yang terdiri atas orang terkaya di dunia hingga pejabat publik dan politisi ini memanfaatkan negara-negara yang menjadi surga pajak atau tax haven dan menggunakan perusahaan offshore atau perusahaan yang didirikan di luar yurisdiksi Indonesia, untuk membeli properti dan menyembunyikan aset kekayaan mereka.

Baca Juga: Terkait Laporan Luhut, Polisi akan Periksa Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti

Hal itu digunakan untuk menghindari kewajiban membayar pajak hingga hal lain yang mungkin lebih buruk.

 

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas.com


TERBARU