> >

Jangan Terjebak! Maunya Self-Love Malah Jadi Selfish, Ketahui Bedanya!

Gaya hidup | 4 Oktober 2021, 20:35 WIB
Ilustrasi self-love dan selfish (Sumber: splendens/via Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Kata self-love belakangan santer didengungkan, baik lewat seminar, media sosial, atau pun di film-film tertentu. Tujuannya, tentu untuk bisa lebih menghargai diri sendiri ketimbang merasa insecure.

"Sebagian besar dari mencintai diri sendiri (self-love) adalah menerima dan mencintai hal-hal tentang diri sendiri yang tidak begitu kamu sukai. Dengan menerima kesalahanmu dan tidak menyalahkan diri sendiri atas kekuranganmu, kamu akan mulai memupuk rasa welas asih untuk diri sendiri dan pada gilirannya mampu berbelas kasih kepada orang lain," seperti dikutip dari situs scaleitsimple.com, Senin (4/10/2021).

Namun, konsep self-love nampaknya banyak disalahpahami sehingga malah menggiring pada sikap yang justru selfish atau egois.

Selfish jelas sekali adalah karakter buruk yang bersifat destruktif. Sedangkan self-love tidak lantas membuat diri kamu menjadi kekurangan empati terhadap sekitar.

Alih-alih kurang rasa empati terhadap sekitar, self-love justru membangun kepedulian terhadap diri kamu sendiri yang kemudian membuat lebih peka dengan hal kecil di sekitarmu.

Oleh karena itu, simak penjelasan perbedaan antara self-love dan selfish.

Sering berkata "tidak" bukan berarti kamu adalah orang yang selfish

Selama ini, banyak yang beranggapan bahwa berkata "tidak" atau menolak sesuatu merupakan bentuk tindakan yang mementingkan diri sendiri. Padahal, perlu disadari bahwa masing-masing diri seseorang mempunyai keterbatasan dan diri sendirilah yang harus diutamakan.

Tidak semua ajakan, perintah, serta pendapat orang lain harus kamu indahkan jika itu tidak sesuai dengan dirimu. Tentu, kamu bisa menolak secara halus dan sopan. Terkadang, tidak apa untuk berkata tidak demi kebaikanmu sendiri.

Tidak mau mendengarkan orang lain sama sekali, tanda kamu selfish

Meskipun kita sadar bahwa setiap orang pasti punya pendapat masing-masing terhadap suatu hal, namun terkadang kita juga cenderung ingin pendapat kita disetujui oleh orang lain.

Saat diskusi, orang yang selfish bakal memaksa kehendaknya alias ngotot ketika berargumen. Bahkan, orang yang egois tidak mau mendengarkan pertimbangan orang lain.

Umumnya, mereka sangat percaya diri bahwa pendapatnya yang paling benar dan pendapat orang lain adalah salah.

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV/grid.id/scaleitsimple.com

Tag

TERBARU