> >

Menteri Nadiem dan Budi Gunadi Bantah Ribuan Sekolah Jadi Klaster Covid-19 saat PTM

Update corona | 27 September 2021, 20:24 WIB
Pemerintah membantah ada ribuan klaster Covid-19 di sekolah saat pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. (Sumber: Kompas TV/Ant/Bayu Pratama S/aww)

"Contoh kalau SDN Rawasari itu 30 orang di-swab, positif Covid-19 cuma satu orang, itu pasti itu bukan klaster, misalnya di bawah itu di Duren Sawit SMP PGRI dari 266 orang dites, 21 positif itu kemungkinan besar klaster," ujar Budi.

Baca Juga: Menko Luhut Sebut Ada Pengetatan Penerimaan WNA dari Amerika dan Turki

Budi menambahkan, PTM terbatas di sekolah tak bisa selamanya ditunda karena pandemi. Ia menyebut hal itu akan menimbulkan kerugian jangka panjang. 

Sebab itu, Kemenkes akan melakukan surveilans tingkat lanjut untuk aktivitas tatap muka di sekolah. 

"Kita harus belajar hidup dengan ini, saya bicara dengan (Mendikbudristek) Nadiem. Ya ini normal, kita harus belajar hidup dan kita tangani. Jadi risk management-nya masih bagus, bukan kemudian kita takut menghindari karena kita pasti harus tetap belajar mengajar," kata Budi.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbud Ristek Jumeri mengatakan ada empat mispersepsi soal klaster Covid-19 di sekolah.

Pertama, data 2,8 persen yang dipublikasikan Kemendikbud Ristek bukan klaster Covid-19, tetapi jumlah sekolah yang melaporkan ada kasus Covid-19. 

“Itu adalah data yang menunjukkan satuan pendidikan yang melaporkan aplikasi kita, lewat laman kita, bahwa di sekolahnya ada warga yang tertular Covid-19,” beber Jumeri dalam acara Bincang Pendidikan virtual, Jumat (24/9/2021), dikutip dari Kompas.com

Menurut Jumeri, data 2,8 persen sekolah yang jadi klaster Covid-19 itu tidak hanya bersumber dari sekolah yang sudah menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. 

Ia mengatakan, dari banyak sekolah hanya 46.580 responden sekolah yang mengisi survei Kemendikbud Ristek ada juga sekolah yang belum menggelar PTM terbatas. 

“Jadi ini kita punya banyak sekolah, yang melapor itu 46.580 baik dia melapor bahwa sudah PTM maupun melapor belum PTM,” ungkap Jumeri.

Baca Juga: Cegah Klaster Covid-19 di Sekolah, Pemkot Solo Gelar Tes Usap Antigen Masal 

Selanjutnya, Jumeri menekankan, jumlah tersebut adalah data sejak Juli 2020 hingga September 2021. 

“Jadi itu kira-kira masa 14 bulan dari perjalanan pembelajaran di Indonesia ini baik yang PTM maupun yang belum PTM,” kata Jumeri.

Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV/Kompas.com


TERBARU