> >

Pertanyakan Afirmasi Guru Honorer, Komisi X DPR Minta Tunda Pengumuman PPPK Tahap I

Berita utama | 23 September 2021, 14:07 WIB
Ilustrasi guru honorer sedang mengajar muridnya. (Sumber: Dok. Ditjen GTK Kemdikbud via Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Dinilai terjadi berebagai masalah dalam prosesnya, Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda meminta pemerintah menunda pengumuman hasil seleksi tahap I Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) untuk guru honorer.

Hal tersebut disampaikan Huda dalam Rapat Kerja Komisi X DPR dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset Teknologi, Nadiem Makarim, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (23/9/2021).

“Kami meminta agar rencana pengumuman hasil seleksi PPPK untuk Guru Honorer Tahap I hari Jumat (24/9/2021) sebaiknya ditunda hingga ada kepastian besaran tambahan poin afirmasi bagi para guru honorer dalam seleksi-seleksi selanjutnya," kata Huda dalam keterangannya, Kamis.

Huda menjelaskan seleksi PPPK tahap I untuk 1 juta  guru honorer memunculkan berbagai masalah yang diprotes mayoritas guru di Indonesia.

Menurutnya, permasalahan itu di antaranya kesimpangsiuran standar prosedur terkait jadwal dan perlengkapan yang dikeluarkan pelaksana pusat.

"Kondisi itu berakibat banyak peserta tidak dapat mengikuti ujian seleksi PPPK dan perbedaan perlakukan kepada peserta ujian akibat kebijakan yang tidak konsisten," ujarnya.

Baca Juga: Perjuangan Guru Honorer Yang Stroke Demi ASN

Ihwal ketidakadilan  proses pengangkatan guru honorer, sebelumnya ramai diberitakan seorang guru honorer bernama Imas Kustiani yang harus ikut seleksi pppk dalam kondisi sakit stroke.

Imas tercatat sebagai guru honorer di SD Wancimekar 1, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Karawang.

Pada saat mengikuti ujian PPPK, Imas harus dibantu oleh dua orang agar sampai di rungan ujian.

Bahkan, suami guru tersebut harus menggendongnya ke ruang ujian karena Imas sulit berjalan.

Imas sudah mengabdi sebagai guru honorer di SD Wancimekar 1, Kecamatan Kota Baru, Karawang, sejak 17 tahun lalu dan setiap pemerintah membuka peluang penerimaan calon ASN, dia selalu berusaha ikut serta dan tidak pernah berhasil.

Penulis : Hedi Basri Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU