> >

Era Jokowi Disebut Politikus PKS Seperti Orde Baru, Fadjroel: Oposisi Boleh, Tapi Jangan Berbohong

Berita utama | 16 September 2021, 12:27 WIB
Fadjroel Rachman usai ditunjuk sebagai Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi sekaligus Juru Bicara Presiden. (Sumber: KOMPAS.com/RAKHMAT NUR HAKIM)

Mardani menuturkan alangkah baiknya semua pihak memahami bahwa dengan adanya reformasi setiap rakyat Indonesia mempunyai hak untuk memberikan suara.

“Dan yang dilakukan itu seperti jaman orde baru dan itu mundur jauh ke belakang,” ucap Mardani Ali Sera.

Sementara itu, Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Asfinawati menilai dengan diundangnya Suroto ke istana sebagai sebuah langkah maju.

Baca Juga: Di Balik Tekad Bentang Poster, Suroto: Orang Indonesia yang Bisa Menolong Peternak Hanya Pak Jokowi

“Ada pengakuan bahwa ada suatu kesalahan sebelumnya, tapi nggak cukup dengan itu. Yang paling penting adalah bagaimana dengan surat telegram,” ujar Asfinawati.

“Dua telegram setidak-tidaknya dari Kapolri yang menghalang-halangi kebebasan menyampaikan pendapat di muka umum Oktober 2020, itu korbannya ribuan, dalam dua tahun jadi sudah puluhan ribu itu ya 2019-2020,”

Termasuk, katanya, soal (pasal) penghinaan kepada penguasa yang dihidupkan kembali di era kepemimpinan Presiden Jokowi.

“Saya nggak yakin Pak Jokowi senang dipanggil penguasa gitu bukan presiden,” kata Asfinawati.

“Saya selalu pingin ngetes gitu ya wahai penguasa, wahai penguasa, karena itu tendensinya bukan di masa demokratis, itu kan pasalnya kolonial tapi itu kan dihidupkan lagi.”

Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV


TERBARU