> >

Isu Childfree jadi Pembahasan Hangat, BKKBN: Ini Terkait dengan Pentingnya Edukasi Reproduksi

Gaya hidup | 6 September 2021, 13:07 WIB
Ilustrasi Childfree: sebuah gaya hidup oleh pasangan suami istri yang memilih untuk tidak mempunyai anak. (Sumber: Kompas.tv/Ant.)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Childfree merupakan bagian dari gaya hidup bagi pasangan suami istri yang memilih untuk tidak mempunyai anak. Isu childfree belakangan menjadi pembahasan yang ramai di media sosial.

Dari situ, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K) mengatakan, isu tersebut dapat mengangkat pentingnya kesedaran edukasi kesehatan reproduksi.

BKKBN melihat hal ini dapat mendorong publik untuk lebih mengenal hak-hak reproduksi, baik pria dan wanita, dan juga untuk mengenal tanggung jawab suatu pasangan dalam satu keluarga.

Diketahui, BKKBN memiliki Direktorat Kesehatan Reproduksi yang di dalamnya ada sub-nya yakni, infertilitas. Sub kerja ini bisa membantu mereka yang jadi tidak fertil atau tidak punya anak atau juga tidak hamil.

"Kita ada kegiatan untuk menjangkau mereka yang tidak hamil, tidak punya anak, dan mereka yang ingin punya anak namun sulit. Kita memberikan konseling dan pencerahan," kata dr. Hasto, Senin (6/9/2021).

Adapun perencanaan menikah dapat melalui kursus pranikah, calon pasangan dapat mengetahui konsep ideal pernikahan, mulai dari usia ideal, kesiapan finansial, fisik, mental dan emosi, sosial, moral, hubungan antarpribadi (interpersonal), keterampilan hidup (life skill), sampai dengan kesiapan intelektual.

Hal-hal ini dapat menjadi modal dalam pengambilan keputusan untuk memiliki anak atau tidak serta menjalani kehidupan berkeluarga. Namun, keputusan untuk memiliki anak atau tidak merupakan hak dan pilihan dari masing-masing pasangan.

Baca Juga: Ungkap Alasan Pasangan untuk "Childfree", Begini Kata Psikolog

Dampak childfree terhadap pembentukan keluarga

Menururt dr. Hasto, pasangan yang memutuskan untuk childfree mungkin akan cenderung lebih rentan dengan perceraian. Hal ini disebabkan karena tidak adanya kehadiran anak, mungkin dapat membuat konflik antara suami dan istri lebih besar walaupun persoalannya mungkin sepele.

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV/Antara


TERBARU