> >

Belajar dari Kasus Warga Bekasi yang Gagal Vaksin, Ini Perbedaan NIK WNA dan WNI

Politik | 5 Agustus 2021, 11:34 WIB
Ilustrasi foto selfie KTP (Sumber: KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Kasus nomor induk kependudukan untuk mendapatkan vaksin menimpa Wasit Ridwan (47), warga Perumahan Vila Mutiara Cikarang, Desa Ciantra, Kecamatan Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Wasit Ridwan gagal ikut vaksinasi massal tahap pertama di dekat tempat tinggalnya pada Kamis (29/7/2021).

Hal tersebut lantaran nomor induk kependudukan (NIK) telah terdata sudah menerima vaksin tahap pertama.

Baca Juga: WNA Lee in Wong Akui Salah Masukan NIK untuk Dapat Vaksinasi, Dukcapil Bergerak Cepat

Informasi yang diperoleh Wasit, orang yang memakai NIK KTP miliknya untuk vaksinasi Covid-19 merupakan warga negara asing (WNA) bernama Lee In Wong.

WNA Lee In Wong mendapat vaksinasi tahap pertama di KKP Tanjung Priok.

Hasil penyelidikan Polres Pelabuhan Tanjug Priok WNA Lee In Wong salah memasukkan data nomor induk kependudukan.

Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Priok AKP David Kanitero menyatakan WNA tersebut salah memasukkan angka terakhir NIK.

Baca Juga: Kominfo Telusuri NIK KTP Warga Bekasi yang Dipakai WNA untuk Dapat Vaksinasi Covid-19

"Jadi perbedaan di angka terakhir yang seharusnya angka 8 tetapi diinput angka 1," ujar David saat dikonfirmasi, Rabu (4/8/2021).

Lantas apa saja perbedaan nomor induk kependudukan yang dimiliki WNA dengan NIK pada KTP elektronik (KTP-el) masyarakat Indonesia dan bagaimana proses WNA mendapatkan NIK.

Direktur Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri Zudan Arif Fakhrulloh menjelaskan WNA dapat memiliki NIK dan dapat membuat KTP elektronik (KTP-el).

Baca Juga: Ini Sasaran Program Vaksinasi Covid-19 Buat Masyarakat yang Belum Punya NIK

Hal itu, sambung Zudan diatur dalam UU Administrasi Kependudukan (Adminduk) Nomor 24 Tahun 2013.

Ia juga menjelaskan peraturannya dalam UU Adminduk 24/2013 masih sama dan belum ada perubahan .

Pada pasal 63 ayat (1) UU Nomor 24 tahun 2013, dijelaskan bahwa orang asing yang memiliki lzin Tinggal Tetap yang telah berumur 17 tahun atau telah kawin atau pernah kawin wajib memiliki e-KTP.

Lalu pasal 64 ayat (7) huruf b pada UU yang sama menyebutkan, masa berlaku e-KTP bagi orang asing disesuaikan dengan masa berlaku lzin Tinggal Tetap.

Baca Juga: Cerita Warga Bekasi yang Gagal Divaksin karena NIK KTP Sudah Dipakai WNA Bernama Lee In Wong

Merujuk aturan itu, Zudan menjelaskan ada syarat-syarat yang harus dipenuhi apabila WNA ingin memiliki e-KTP.

Pertama, WNA harus punya izin tinggal (KITAP) yang diterbitkan Ditjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM.

Jika sudah memiliki izin tinggal tetap, WNA bisa mendata diri untuk mendapatkan nomor induk kependudkan di Dinas Dukcapil setempat.

Kedua, WNA tersebut harus memiliki alamat di Indonesia. Fungsi alamat itu nantinya untuk pembuatan NIK.

Baca Juga: Ini Hasil Penelusuran Polisi soal WNA Bernama Lee In Wong yang Vaksin Pakai NIK KTP Warga Bekasi

Sama seperti WNI, nantinya alamat dijadikan sebagai referensi dalam NIK. Seperti akan ada 2 digit kode provinsi, 2 digit kabupaten dan 2 digit kecamatan.

Yang membedakan setiap NIK adalah 6 digit tanggal lahir dan 4 digit terakhir kode otomatis penerbitannya.

Masa berlaku

Zudan menjelaskan KTP-el WNA berlaku sesuai dengan lama izin tinggal di Indonesia. Berbeda dengan KTP-el WNI yang berlaku seumur hidup.

Lebih lanjut Zudan menjelaskan, pembuatan KTP-el bagi WNA bertujuan sebagai pendataan.

Selain itu, juga ditujukan untuk kepentingan pertahanan, keamanan, ketentraman dan ketertiban semua WNA dan menuju single identity number.

Baca Juga: Buron 7 Tahun, WNA Jerman Terpidana Kasus Penipuan Kini Ditahan di Kejaksaan Negeri Buleleng, Bali

"Semua WNA yang masuk harus terdata tinggal di mana. Ini untuk layanan publiknya WNA kalau tinggal lama di Indonesia harus punya rekening bank, buka rekening harus dengan NIK, kemudian jika sekolah juga didata dengan NIK, miliki SIM internasional harus punya NIK, seperti kita di luar negeri harus seperti itu juga," ujar Zudan, saat dikonfirmasi, Rabu (4/8/2021). Dikutip dari Kompas.com.

Keterangan dan hak pilih

Zudan menuturkan, semua proses pembuatannya e-KTP WNA sendiri sama dengan e-KTP WNI.

Perbedaannya hanya pada keterangan kewarganegaran yang ditulis seusai dengan kewarganegaraan masing-masing.

Baca Juga: Resmi! WNA Dilarang Masuk ke Indonesia Selama PPKM

Kemudian, isian elemen data pada KTP-el WNA ditulis dengan Bahasa Inggris. Untuk tampilan e-KTP WNA sendiri disebut sama dengan tampilan e-KTP bagi WNI.

Meski memiliki KTP-el, WNA pemegangnya tak memiliki hak politik, yaitu hak memilih ataupun dipilih. 

 

Penulis : Johannes Mangihot Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV/Kompas.com


TERBARU