> >

Demi Menang Lawan Covid-19, Abdul Muti Imbau Masyarakat Tidak Terseret Arus "Politisi Ikan Lele"

Politik | 4 Agustus 2021, 12:17 WIB

 

Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Muti (Sumber: KOMPAS TV )

JAKARTA, KOMPAS.TV - Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti mengimbau masyarakat Indonesia tidak terseret arus tindakan tidak bertanggungjawab para "Politisi Ikan Lele" di media sosial.

Pasalnya, berdasar penilaian Abdul Mu'ti, perburukan penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia tidak hanya disebabkan oleh dampak sosial dan ekonomi, melainkan juga disebabkan oleh "Politisi Ikan Lele".

“Politisi ikan lele itu adalah politisi yang semakin keruh airnya, maka dia itu semakin menikmati kehidupannya. Karena itu, sekarang ini banyak sekali orang yang berusaha memancing di air keruh dan banyak orang yang tidak sekadar memancing, tapi juga memperkeruh suasana,” kata Abdul Mu'ti dikutip dari laman resmi Muhammadiyah, Rabu (4/8/2021).

Lebih lanjut, Mu'ti menjelaskan, istilah 'Politisi Ikan Lele' digunakannya dengan meminjam ungkapan yang pernah diutarakan Buya Syafi'i Ma'arif.

Baca Juga: Haedar Nasir: Muhammadiyah Yakin Pemerintah Tetap Dalam Kepentingan Utama Menyelamatkan Jiwa Rakyat

Menurutnya, lontaran itu menunjuk pada mereka yang senang tampil memperkeruh suasana dan mengadu domba.

Kendati demikian, Mu'ti menegaskan, 'Politisi Ikan Lele' bukan berarti mereka yang menjadi pengurus partai politik, tetapi lebih luas yakni mereka yang selalu mengaitkan keadaan dengan cara politisasi.

“Saya menyebut politisi ini tidak selalu mereka yang menjadi pengurus partai politik, tetapi orang yang pikirannya selalu mengaitkan berbagai keadaan itu dengan politik, berbagai persoalan dipolitisasi,” tegasnya.

Satu contoh wacana yang dilemparkan para 'Politisi Ikan Lele' di media sosial, antara lain mengaitkan Covid-19 sebagai konspirasi dan menyebut bahwa pandemi merupakan cara China untuk melumpuhkan Indonesia.

“Saya kira pandangan-pandangan spekulatif itu tidak dapat kita benarkan. Tetapi (wacana) itu juga berseliweran di masyarakat sehingga dalam keadaan yang serba sulit seperti sekarang ini ada kelompok-kelompok tertentu yang saya pinjam istilahnya Buya Syafii Ma’arif itu seperti politisi ikan lele,” terangnya.

Baca Juga: Relawan Muhammadiyah Menguburkan Jenazah Umat Katolik, Menginspirasi Seorang Romo

Oleh karena itu, di masa pandemi Covid-19 ini, secara khusus Muhammadiyah berharap Indonesia tidak semakin terpuruk baik secara jasmani dan sosial.

Dalam hal ini, terpuruk secara sosial yaitu bangsa yang masyarakatnya tidak percaya satu dengan yang lainnya.

“Nah, Muhammadiyah tidak ingin keadaan negeri kita ini semakin terpuruk. Dan, Muhammadiyah juga tidak ingin pandemi Covid-19 ini menjadikan kita sebagai bangsa yang sakit, baik sakit secara jasmani maupun sakit secara sosial,” pungkasnya.

Diberitakan KOMPAS TV sebelumnya, saat Presiden Joko Widodo menyampaikan ucapan Hari Kebangkitan Nasional yang jatuh pada Kamis (20/5/2021), dia  berharap Kebangkitan Nasional dimaknai sebagai momen kebangkitan untuk melawan pandemi Covid-19 secara bersama dan gotong royong.

Baca Juga: PP Muhammadiyah Dukung Perpanjangan PPKM Darurat

"Lebih setahun dunia dicengkeram pandemi global Covid-19, lebih setahun pula Indonesia berjuang membendung segala dampaknya," tulis Jokowi di akun Twitter resminya, Kamis.

Jokowi ingin masyarakat saling bergotong royong melawan pandemi. Hanya dengan cara itulah Indonesia bisa bangkit melawan Covid-19.

"Hari ini, dengan semangat Budi Utomo, kita bergotong-royong untuk bangkit dan menang melawan pandemi, dan bersama-sama melangkah menuju Indonesia maju," tuturnya.

Penulis : Nurul Fitriana Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV/Muhammadiyah.or.id


TERBARU