> >

Masyarakat Diminta Ikut Tekan Lonjakan Covid-19, Salah Satunya Berlaku Jujur Jika Alami Gejala Covid

Update corona | 1 Juli 2021, 08:25 WIB
Prajurit Marinir ikut serta melakukan sosialisai penggunaan masker dalam Pengamanan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (Pam-PPKM) di Pasar Tanah Abang, Minggu (2/5/2021). (Sumber: Dispen Kormar (Jakarta))

JAKARTA, KOMPAS.TV - Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menjelsakan  bahwa jika terpapar, mengalami gejala Covid-19 atau memiliki kerabat yang terpapar, jujurlah dengan segera melapor kepada ketua RT setempat agar segera ditindaklanjuti oleh Puskesmas.

"Jangan khawatir jika petugas tracing datang untuk melacak kontak erat, dan jangan takut di-swab karena hal ini perlu dilakukan agar kasus positif ditangani dengan cepat sehingga tidak bertambah parah,” jelas Wiku dikuti dari laman resmi Satgas Penanganan Covid-19, Kamis (1/7/2021)

Lebih lanjut, Wiku pun tak kunjung bosan mengimbau masyarakat untuk terus meningkatkan kedisiplinan protokol kesehatan. Jangan lengah dan abai, serta merasa aman karena sudah divaksin.

Meski sebagian sudah melakukan vaksinasi, tambah Wiku, tapi kekebalan komunitas baru dapat tercapai apabila vaksinasi telah mencakup 70 persen populasi.

Baca Juga: Bupati PPU Tidak Mau Lagi Terlibat Penanganan Covid-19

Selanjutnya, masyarakat juga dapat ikut menyebarluaskan edukasi terkait Covid-19 kepada orang sekitar.

Hal tersebut penting, kata Wiku, karena terdapat berbagai isu yang masih perlu diedukasi dengan baik kepada masyarakat seperti penggunaan masker yang benar, pentingnya menjaga jarak, dan masih banyak masyarakat yang takut untuk divaksin.

“Akseslah informasi Covid-19 yang valid dan terpercaya dari kanal resmi Satgas Covid-19, kementerian/lembaga terkait serta kanal edukasi lainnya, dan pastikan informasi yang disampaikan terkonfirmasi kebenarannya dan bukan hoax,” pungkas Wiku.

Menurut Wiku, dalam situasi yang sulit ini, gotong royong dan bahu membahu untuk memperbaiki keadaan sangat penting.

Jangan saling menyalahkan, karena penanganan Covid-19 yang efektif akan tercapai apabila seluruh elemen masyarakat dan pemerintah kompak dan saling membantu merumuskan strategi penanganan yang terbaik.

Baca Juga: Patuh Pada Ketua Adat, Kasus Covid-19 di Masyarakat Baduy Nol Persen

Untuk diketahui, kasus Covid-19 mingguan di Indonesia telah mencapai puncaknya, bahkan lebih tinggi dari puncak kasus yang terjadi pada Bulan Januari 2021.

Pada puncak yang pertama di Januari 2021, jumlah kasus mingguan mencapai 89.902 kasus, sedangkan pada minggu ini angkanya jauh lebih tinggi, yaitu mencapai 125.396 kasus.

Minggu lalu, Indonesia mencatatkan angka kasus positif harian yang sangat tinggi, bahkan mencetak rekor baru yaitu kasus harian tertinggi selama pandemi, bertambah 21.345 kasus dalam satu hari.

“Hal ini menandakan second wave atau gelombang kedua kenaikan kasus Covid di Indonesia,” jelas Wiku Adisasmito.

Satgas mengungkapkan bahwa pada puncak kasus pertama, kenaikan dari titik kasus terendah sebesar 283 persen dan memuncak dalam waktu 13 minggu. Sedangkan pada puncak kedua ini, kenaikan dari titik kasus terendah mencapai 381 persen atau hampir 5 kali lipatnya dan mencapai puncak dalam waktu 6 minggu.

Padahal, Indonesia sempat mengalami penurunan kasus sejak puncak pertama yaitu selama 15 minggu dengan total penurunan hingga 244 persen.

“Kenaikan yang mulai terjadi satu minggu pasca periode libur lebaran menunjukkan dampak yang ditimbulkan akibat libur panjang ternyata dapat terjadi sangat cepat. Awalnya kenaikan terlihat normal dan tidak terlalu signifikan. Namun, memasuki minggu ke-4 pasca periode libur kenaikan meningkat tajam dan berlangsung selama tiga minggu hingga mencapai puncak kedua di minggu terakhir,” papar Wiku.

Baca Juga: Jubir Satgas Covid-19 Sebut Indonesia Memasuki Gelombang Kedua

Penulis : Hedi Basri Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU