> >

Bakamla Siap Evakuasi Kapal MT Ocean Star yang Terombang-ambing di Lautan Selama 4 Bulan

Peristiwa | 18 Juni 2021, 14:38 WIB
Ilustrasi Kapal Motor Ocean Star yang terombang-ambing di lautan selama 4 bulan (Sumber: www.marinetraffic.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kepala Bakamla RI Laksdya TNI Aan Kurnia memerintahkan untuk menggelar evakuasi penyelamatan Kapal Motor Tanker Ocean Star yang telah terombang-ambing di laut selama 4 bulan.

Dalam hal ini Badan Keamanan Laut (Bakamla) siap menggerakkan KN Ular Laut-405 yang berada di Tual dan KN Kuda Laut-403 yang berada di Ambon untuk menyelamatkan para ABK yang diketahui berada di perairan Timor Leste itu.

Menurut Direktur Operasi Laut Bakamla RI Laksma Bakamla Suwito hingga kini pihaknya tengah melakukan koordinasi dengan beberapa instansi terkait.

"Bakamla terus berkoordinasi dengan Bagian Asia Selatan dan Tenggara (Aselteng) Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), dan pihak Kemenlu akan memberikan informasi kepada Bakamla jika ada perkembangan lebih lanjut guna menggerakkan unsur Bakamla," kata Laksma Bakamla Suwito, dalam keterangan resmi yang dikutip KOMPAS TV, Jumat (18/6/2021).

Baca Juga: Penangkapan Ikan Ilegal Makin Marak, 78 Kapal Tangkap Ikan Indonesia Ditertibkan

Dalam evakuasi ini, rencananya Bakamla akan melibatkan beberapa pihak, mulai dari KBRI Dili Timor Leste, KSOP Kupang, Ditpolairud Polda NTT, Polairud Atapupu Kabupaten Belu, Pos AL Atapupu Belu, dan SROP Kupang.

Diketahui sebelumnya, penyelamatan Kapal Motor Tanker Ocean Star ini dilakukan setelah ada satu video yang viral di media sosial. Dalam video tersebut mengungkapkan nasib 21 ABK Kapal Motor Tanker Ocean Star yang telah terombang-ambing di lautan selama 4 bulan.

Adapun 21 ABK tersebut merupakan warga negara indonesia (WNI). Kronologinya, Kapal MT Ocean Star ini tiba di Dili pada 3 April, silam. Kedatangannya untuk mendukung kegiatan operasional minyak dan gas (migas) di Timor Leste.

Baca Juga: Pasca Pembakaran Kapal Ikan, Nahkoda dan ABK Diperiksa

Status kapal ini disewakan oleh dua perusahaan dan mengalami mati mesin dan mati listrik. Selama 4 bulan ini, seluruh ABK yang ada di kapal tersebut hanya memanfaatkan genset penerangan saja. Sebab, status bahan bakar minyak sudah 0 persen.

Penulis : Nurul Fitriana Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU