> >

Gaet Wisatawan Indonesia, Kampanye Muslim Friendly Korea Digencarkan

Wisata | 17 Juni 2021, 18:05 WIB
Istana Gyeongbok atau Gyeongbokgung Palace di sebelah utara kota Seoul, Korea Selatan. Istana ini termasuk dari 5 istana besar dan merupakan yang terbesar yang dibangun oleh Dinasti Joseon tahun 1395. Istana ini jadi salah satu tempat wisata favorit yang dikunjungi turis Indonesia. (Sumber: KOMPAS.com/APRILLIA IKA)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kampanye baru bertajuk Muslim Friendly Korea kini tengah digencarkan oleh Korea Tourism Organization (KTO) guna menarik wisatawan asal Indonesia.

Lewat kampanye tersebut, saat pembatasan dibuka oleh pemerintah Korea Selatan nanti, harapnnya banyak turis Indonesia yang berkunjung ke Negeri Ginseng tersebut.

"Untuk kampanye ini, Indonesia masuk pangsa pasar terbesar di Asia, setelah itu baru disusul negara Malaysia dan Brunei Darussalam," kata MICE Manager KTO Jakarta Office Akhmed Faezal Al-Hamdi dalam rilisnya, Rabu (16/6/2021).

Baca Juga: Korea Selatan Mulai Longgarkan Pembatasan Sosial, Konser Musik Bisa Dihadiri 4.000 Orang

Ichal, sapaan akrabnya, menjelaskan saat ini Korea Selatan terus menambah fasilitas untuk wisatawan Muslim dan bekerja sama dengan Korean Muslim Federation untuk mengurasinya secara ketat.

"Korea (Selatan) terus meningkatkan fasilitas, seperti tempat salat di bandara, hotel, rumah sakit, restoran, dan lainnya," ujarnya.

Saat ini terdapat 15 masjid di Korea Selatan dan salah satu di antaranya merupakan hasil donasi komunitas Muslim di Indonesia. Masjid tersebut berlokasi di Provinsi Ansan, Gyeonggi.

Sementara, masjid pertama dan terbesar di negara tersebut berada di Seoul, Ibu Kota Korea Selatan.

Selain itu, Korea Selatan juga rutin mengadakan acara Halal Restaurant Week yang menawarkan diskon, sekaligus memperbarui fasilitas serta restoran apa saja yang telah tergabung dalam komunitas halal.

Baca Juga: Unik, Lomba Melamun di Korea Selatan untuk Melepas Stres Kala Pandemi Covid-19

Sertifikasi Halal

Perlu diketahui, Korean Muslim Federation mengeluarkan empat label atau sertifikat halal untuk beberapa fasilitas umum, di antaranya restoran dan hotel.

Label pertama, Halal-certified atau bersertifikat halal, untuk restoran dan fasilitas umum yang ramah Muslim.

Selanjutnya, Self-certified atau swa-sertifikasi yang berarti pemilik restoran adalah orang Muslim yang menjual makanan serta minuman halal.

Sedangkan, Muslim-Friendly atau ramah Muslim, berarti restoran yang menjual makanan dan minuman dengan sedikit kandungan alkoholnya, misalnya bir.

Baca Juga: 7 Kuliner Ekstrem Korea Selatan yang Terlihat Horor tapi Bergizi

Terakhir adalah Pork-Free atau bebas daging babi untuk restoran dan/atau tempat belanja khusus daging yang tidak mengandung babi.

"Korean Muslim Federation benar-benar mengurasi ketat restoran yang bersertifikat halal ini. Perkakas dan tempat masak yang digunakan di restoran pun harus benar-benar terpisah antara yang halal dan tidak halal," jelas Ichal.

Korea Selatan di Global Travel Muslim Index

Berdasarkan Mastercard-Crescent Rating Global Travel Muslim Index 2019, Korea Selatan berada di peringkat kedelapan sebagai negara non-OKI (Organisasi Kerja Sama Islam) yang menjadi destinasi wisata untuk turis Muslim.

Peringkat tersebut merupakan sebuah prestasi karena di tahun 2018, Korea berada di peringkat ke-13.

Penulis : Aryo Sumbogo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU