> >

Waspada Ancaman Gempa dan Tsunami di Barat Daya Sumatera, BNPB: Punya Potensi Tinggi

Sosial | 16 Mei 2021, 04:30 WIB
Peta sejarah tsunami di Indonesia 1800-1899 (Sumber: Dok.BNPB via Tribunnews)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Gempa bumi dengan magnitudo (M) 6,7 mengagetkan masyarakat di Pulau Nias, Provinsi Sumatera Utara baru-baru ini.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pun meminta masyarakat untuk mewaspadai ancaman gempa dan tsunami di barat daya Pulau Sumatera.

Kekuatan gempa seperti yang terjadi di Pulau Nias, mengakibatkan guncangan kuat sehingga guncangannya membuat masyarakat panik dan keluar rumah. Merespons potensi dampak bahaya, masyarakat membutuhkan kesiapsiagaan untuk selamat.

“Gempa bumi yang dapat terjadi sewaktu-waktu patut diwaspadai oleh masyarakat. BNPB selalu mengimbau masyarakat untuk waspada dan siap siaga dalam menghadapi tak hanya gempa bumi tetapi juga tsunami,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati, dalam keterangan persnya, Jumat (14/5/2021).

Baca Juga: BMKG Catat 38 Kali Gempa Susulan di Nias Barat hingga Sabtu Pagi

Menurut dia, gempa M6,7 yang terjadi pada Jumat (14/5), pukul 13.33 WIB, juga dirasakan masyarakat di wilayah administrasi lain di Pulau Nias, yaitu Kabupaten Kabupaten Nias, Nias Barat dan Nias Selatan.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis parameter III – IV MMI di wilayah Kota Gunung Sitoli, Kabupaten Nias, Nias Barat dan Nias Selatan.

Skala MMI atau Modified Mercalli Intesity merupakan satuan untuk mengukur kekuatan gempa.

Berdasarkan informasi BMKG, IV MMI mendeskripsikan gempa dirasakan banyak orang yang berada di dalam rumah dan beberapa orang di luar rumah, serta gerabah pecah, jendela dan pintu berderik dan dinding berbunyi.

Baca Juga: Masyarakat di Nias Barat Diminta Waspada, BMKG Catat Ada 9 Kali Gempa Susulan dan Potensi Berlanjut

Menurut Raditya, sejarah berulangnya gempa mendorong kesiapsiagaan nyata dari setiap individu dalam lingkup keluarga. Kesiapsiagaan menghadapi gempa bumi dan tsunami perlu dipersiapkan sejak dini oleh keluarga.

Keluarga harus memiliki rencana kesiapsiagaan keluarga karena setiap keluarga memiliki karakteristik berbeda, seperti konstruksi bangunan rumah, kapasitas keluarga dalam kebencanaan, keadaan fisik setiap anggota keluarga atau lokasi rumah.

Rencana darurat keluarga dapat disusun dengan panduan orang tua atau orang dewasa di dalam keluarga.

Berbagai informasi menjadi diskusi dan panduan bagi setiap anggota keluarga, misalnya potensi bahaya dan risiko yang ada di sekitar rumah, titik kumpul dan jalur evakuasi ke tempat yang lebih tinggi, penempatan perabot, hingga tas siaga bencana.

“Ingat, setiap keluarga memiliki tingkat bahaya dan risiko yang berbeda meskipun keluarga-keluarga dalam komunitas berada pada kawasan dengan potensi bahaya gempa dan tsunami dengan kategori sedang hingga tinggi,” papar dia.

Baca Juga: Gempa Nias Barat, BNPB: Saat ini Belum ada Laporan Kerusakan Maupun Korban Jiwa

Penulis : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU