> >

Waspada Ancaman Gempa dan Tsunami di Barat Daya Sumatera, BNPB: Punya Potensi Tinggi

Sosial | 16 Mei 2021, 04:30 WIB
Peta sejarah tsunami di Indonesia 1800-1899 (Sumber: Dok.BNPB via Tribunnews)

Lebih lanjut diutarakannya, masyarakat Pulamu Nias dan sekitarnya memang berada di kawasan dengan potensi gempa bumi dan tsunami kelas sedang hingga tinggi.

Salah satunya Gunung Sitoli. Kota dengan enam kecamatan berada pada kategori sedang hingga tinggi potensi gempa bumi.

Sedangkan 4 kecamatan di kota ini berada pada kategori yang sama untuk potensi bahaya tsunami.

Kesiapsiagaan dalam menghadapi bahaya geologi ini tidak terlepas dari catatan sejarah ratusan tahun lalu.

Berdasarkan Katalog Tsunami Indonesia Tahun 416 – 2018, seperti juga diberitakan Tribunnews, Sabtu (15/5/2021), sejumlah tsunami terjadi di barat daya Sumatera menunjukkan gempa bumi dan tsunami merupakan suatu keniscayaan.

Misal pada periode 1800 – 1899 beberapa gempa besar memicu terjadinya tsunami. Gempa M7,2 pada 1843 mengakibatkan tsunami yang berdampak di Pulau Nias.

Baca Juga: Gempa M 7,2 Guncang Nias Barat, Tidak Berpotensi Tsunami

Catatan BMKG menyebutkan bahwa sekitar pukul 00.30 waktu setempat di Gunung Sitoli, sebuah gelombang pasang datang dari tenggara dengan suara yang mengerikan

Hampir seluruh pantai di Pulau Nias terkena gelombang tersebut.

Sebuah kampung bernama De Mego yang berjarak 2 km dari Gunung Sitoli tersapu seluruhnya. Bahkan kapal-kapal ikan disungai digambarkan terbawa ke daratan sejauh 30 – 50 km dari tempat tambatan.

Berselang 9 tahun, tepatnya 11 November 1852, gempa M6,8 memicu terjadinya tsunami. Wilayah pantai di Pulau Nias kembali terdampak gempa waktu itu.

Selanjutnya pada 1861, gempa besar M8,5 yang terjadi di barat daya Sumatera memicu terjadinya tsunami.

Beberapa wilayah terdampak tsunami, seperti Pulau Nias dan sekitarnya. Berdasarkan BMKG, Gunung Sitoli mengalami serangan tsunami parah.

Baca Juga: Gempa Bermagnitudo 6,7 Guncang Nias

Dikutip dari katalog tsunami, awalnya air laut surut sejauh 32 m, kemudian kembali dengan kecepatan yang sangat tinggi dan menghancurkan sejumlah desa di pantai. Peristiwa itu mengakibatkan banyak penduduk setempat meninggal dunia.

Pada 1896 gempa bumi dengan M6,8 kembali mengguncang barat daya Sumatera, khususnya Pulau Nias.

Digambarkan pada tahun itu, sekitar satu jam pascagempa air bah datang dan 6 jam kemudian terjadi gempa lebih dahsyat menerjang Gunung Sitoli.

Penulis : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU