> >

Ini Alasan Mantan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie Akui Sudah Disuntik Vaksin Nusantara

Berita utama | 14 April 2021, 03:40 WIB
Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie yang dikabarkan sudah disuntik Vaksin Nusantara. (Sumber: KOMPAS/Raditya Helamu)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Vaksin Nusantara masih menjadi polemik untuk digunakan di Indonesia dalam memerangi pandemi Covid-19.

Meski begitu, ternyata Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie dikabarkan sudah disuntik vaksin yang diinisiasi oleh mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto tersebut.

Terkait hal ini dibenarkan Juru Bicara Aburizal Bakrie, Lalu Mara Satria Wangsa. Ia pun tak menampik adanya video berdurasi sekitar 9 detik yang menampilkan pernyataan Ical (sapaan akrab Aburizal Bakrie-red), bahwa dirinya telah disuntik dengan Vaksin Nusantara.

"Iya betul, beliau (Aburizal Bakrie) kirimin saya video, Kamis minggu lalu," kata Lalu Mara, Selasa (13/4/2021).

Baca Juga: Antibodi Vaksin Nusantara Dianggap Tak Meyakinkan, BPOM Belum Mau Keluarkan Izin Uji Klinis Fase II

Ia mengatakan, kemungkinan Aburizal disuntik Vaksin Nusantara sebagai relawan karena politikus senior sekaligus mantan Ketua Umum Partai Golkar itu memang mendukung program yang dipelopori oleh mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto itu.

"Sepertinya sebagai relawan. Beliau juga kan sudah tahu kemampuan Prof Terawan, karena beliau boleh disebut diselamatkan melalui tindakan medis yang dilakukan Prof Terawan lewat metode brain wash-nya itu," ujarnya.

Lebih lanjut, Lalu mengatakan, apa yang dilakukan Aburizal tersebut sejalan dengan imbauan Presiden Jokowi untuk mencintai produk dalam negeri.

Baca Juga: BPOM Ungkap Uji Klinis Vaksin Nusantara Didominasi Peneliti Asing

"Beliau sangat mendukung produk yang dihasilkan putera bangsa. Bukankah ini sejalan dengan yang diminta oleh Pak Presiden untuk mencintai produk dalam negeri," tutup Lalu Mara dikutip dari Kompas.com, Selasa (13/4/2021).

Sebagaimana diberitakan KompasTV sebelumnya, hingga saat ini Vaksin Nusantara belum mendapatkan izin uji klinis fase II dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Hal tersebut disebabkan karena BPOM menemukan kejanggalan dalam uji klinis fase I vaksin Nusantara.

Kepala BPOM Penny Lukito dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Kamis (8/4/2021) mengatakan, vaksin Nusantara tidak memenuhi Good Manufacture Practice (GMP), karena tidak dilakukan validasi dan standardisasi sehingga alat ukurnya tidak terkalibrasi.

Kemudian, konsep vaksin dari sel dendritik ini juga tidak memenuhi GMP karena dilakukan di tempat terbuka.

Baca Juga: Vaksin Nusantara Dihentikan Sementara, Dinkes Jateng: Itu Kewenganan Pusat

Padahal, kata Penny, vaksin Covid-19 harus steril dengan konsep tertutup karena akan disuntikkan ke tubuh manusia.

"Artinya harus ada validasi yang membuktikan produk tersebut sebelum dimasukkan lagi ke subjek, itu steril dan tidak terkontaminasi itu yang ada beberapa tahapan yang tidak dipenuhi," kata Penny.

Penny juga menyebutnya, tim peneliti Vaksin Nusantara tak mampu menjelaskan konsep dari vaksin tersebut, apakah seperti terapi atau pelaksanaan vaksinasi pada umumnya.

"Konsepnya sendiri belum valid, data-datanya juga masih belum lengkap untuk bisa menjelaskan konsep dari vaksin yang disebut dengan vaksin nusantara ini," tandas Penny.

Baca Juga: Penelitian Vaksin Nusantara Gagasan Terawan Ditunda Sementara, Ini Alasannya

Penulis : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU