> >

Moeldoko Ungkap Alasan Mau Pimpin Demokrat: untuk Menyelamatkan Negara

Politik | 29 Maret 2021, 12:40 WIB
Moeldoko bicara mengenai keterpilihannya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB dalam sebuah video yang diunggah ke Instagram pridbadinya, Minggu (28/3/2021). (Sumber: Instagram @dr_moeldoko)

JAKARTA, KOMPAS TV - Ketua Umum Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB), Moeldoko, angkat bicara terkait kekisruhan yang terjadi di internal Partai Demokrat.

Sebab, karena kekisruhan di internal partai berlambang mercy itu berujung pada terpilihnya Kepala Staf Presiden itu sebagai pemimpin Partai Demokrat versi KLB.

Baca Juga: Moeldoko: Saya Orang yang Didaulat Memimpin Demokrat, Jangan Bawa-bawa Presiden

Dilansir dari unggahan video di akun Instagramnya bernama @dr_Moeldoko, ia mengatakan terdapat perubahan arah demokrasi di internal Partai Demokrat.

"Saya ini orang yang didaulat untuk memimpin Demokrat. Kekisruhan sudah terjadi, arah demokrasi sudah bergeser di dalam tubuh Demokrat," ucap Moeldoko yang dikutip pada Senin (29/3/2021).

Moeldoko mengatakan, ada situasi khusus yang terjadi dalam politik nasional, yakni pertarungan ideologis yang kuat menjelang 2024. Diketahui, pada tahun itu akan dihelat pemilihan umum atau Pemilu.

Baca Juga: Sindir Moeldoko Bapak Naturalisasi, Politikus PDIP Banggakan Persatuan Partainya

Menurut Moeldoko, pertarungan tersebut sangat terstruktur dan mudah dikenali. Ia menilai ini bisa menjadi ancaman bagi cita-cita menuju Indonesia Emas 2045.

"Ada kecenderungan tarikan ideologis itu terlihat di tubuh Demokrat. Jadi, ini bukan sekadar menyelamatkan Demokrat tapi juga menyelamatkan bangsa dan negara," tuturnya.

Karena alasan itulah, yang membuat Moeldoko menerima permintaan untuk memimpin Partai Demokrat.

Baca Juga: Ini Sikap KPK Soal Desakan Partai Demokrat Kubu Moeldoko Buka Kasus Korupsi Proyek Hambalang

Tapi, kata Moeldoko, sebelum menerima pinangan tersebut, dirinya sudah mengajukan tiga hal kepada para peserta KLB Demokrat Deli Serdang.

Pertama, apakah KLB sesuai dengan AD/ART. Kedua, seberapa serius para kader Demokrat meminta dirinya untuk memimpin partai.

Terakhir, soal apakah para kader bersedia bekerja keras demi merah putih di atas kepentingan pribadi dan golongan.

Baca Juga: Kubu AHY Mengaku Tak Keberatan Jika Kubu Moeldoko Bongkar Lagi Kasus Hambalang

"Semua pertanyaan itu dijawab oleh peserta KLB dengan gemuruh, setelah itu baru saya buat keputusan," ucap Moeldoko.

Lebih lanjut, Moeldoko mengungkapkan alasan tidak memberitahukan Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat dirinya diminta menjadi ketua Partai Demokrat hingga akhirnya terpilih.

"Persoalan yang saya yakini benar dan itu atas otoritas pribadi yang saya miliki, maka saya tidak mau membebani presiden," katanya.

Baca Juga: Minta KPK Buka Lagi Kasus Hambalang, Partai Demokrat Kubu Moeldoko: SBY dan Ibas Bisa jadi Saksi

Tak hanya kepada Presiden Jokowi, Moeldoko bahkan mengaku tidak memberitahu istri dan keluarganya terkait keputusan yang diambilnya.

"Saya sudah biasa mengambil risiko seperti ini apalagi demi kepentingan bangsa dan negara," ucap Moeldoko.

"Untuk itu, jangan bawa-bawa presiden dalam persoalan ini."

Baca Juga: FULL - Pertamina Bicara Soal Kebakaran Kilang Minyak Balongan: Stok BBM Aman, Jangan Panic Buying

 

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU