> >

Alissa Wahid Sebut SKB 3 Menteri Pastikan Beragama Tak Lepas dari Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Peristiwa | 24 Februari 2021, 11:53 WIB
Koordinator Jaringan Gusdurian Indonesia Alissa Wahid dalam sebuah diskusi bertajuk Pancasila dan Kebhinnekaan: Problematika Ujaran Kebencian atas Dasar Identitas di kantor Imparsial, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (30/5/2017). (Sumber: (KOMPAS.com/Kristian Erdianto))

JAKARTA, KOMPAS.TV- Koordinator Nasional Jaringan GUSDURian Alissa Wahid menyambut baik Surat Keputusan Bersama Tiga Menteri soal penggunaan seragam beratribut agama di sekolah.

“SKB 3 menteri ini jadi jawaban penting, memastikan kehidupan beragama tidak lepas dari kehidupan berbangsa dan bernegara. Ini jawaban yang sudah ditunggu-tunggu,” kata Alissa Wahid, Rabu (24/2/2021).

Baca Juga: Hindari Multitafsir, Komisi X DPR Minta SKB 3 Menteri Soal Seragam Sekolah Dijelaskan Detail

Alissa yang merupakan Putri Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menuturkan sebagai mayoritas sebaiknya tidak merasa paling benar. Apalagi sampai memicu Tindakan diskriminasi terhadap minoritas yang merupakan sesama anak bangsa.

“Kita nggak bisa lihat case by case. Ketika merasa ajaran Saya paling benar, dan di luar harus dibedakan. Kami mayoritas, maka muncul diskriminasi,” tuturnya.

Baca Juga: Anggota DPR Minta SKB 3 Menteri Soal Seragam Sekolah Dicabut: Aturan Ini Salah Kaprah

Sebelumnya, Menag Yaqut Cholil Qoumas menuturkan lahirnya SKB 3 Menteri ditujukan agar umat beragama memahami ajara secara substantif, bukan simbolik.

“Memaksakan atribut agama tertentu kepada yang berbeda agama, saya kira itu bagian dari pemahaman (agama) yang hanya simbolik. Kami ingin mendorong semua pihak memahami agama secara substantif,” ujar Yaqut.

Baca Juga: Wali Kota Pariaman Tolak Jalankan SKB 3 Menteri: Saya Tak Takut Disanksi, Ayo Kita Berdiskusi

SKB Menteri menyoal seragam beratribut agama muncul setelah ada kasus siswa di Padang, Sumatera Barat, yang diwajibkan menggunakan seragam beratribut agama. Siswa tersebut menolak, karena atribut keagamaan yang diwajibkan sekolah tidak sesuai dengan keyakinan yang dipeluknya.

Penulis : Ninuk-Cucu-Suwanti

Sumber : Kompas TV


TERBARU