> >

Harga Pasaran Belum Wajar, Sejumlah Kios Pedagang Daging di Jadetabek Masih Tutup

Peristiwa | 21 Januari 2021, 08:05 WIB
Suasana kios daging sapi di Pasar Kranji Baru, Bekasi Barat, Rabu (20/1/2021) (Sumber: KOMPAS.COM/WALDA MARISON)

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.TV - Sejak kemarin, sebagian besar kios daging sapi di Pasar Modern BSD, Tangerang Selatan, terpantau tutup.

Baca Juga: Harga Daging Sapi Melambung, Sisa Daging Tak Laku Terpaksa Dimakan Atau Dibuang

Terlihat hanya ada tiga pedagang di lokasi itu tanpa ada satupun daging yang dijajakan atau diperdagangkan di kios mereka. 

Itulah bentuk protes para pedagang daging terkait kenaikan harga daging dari para pemasok. 

Aksi mogok berjualan berlangsung seiring dengan terbitnya surat edaran dari Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) yang mengimbau para pedagang maupun rumah potong hewan (RPH) di sejumlah wilayah menghentikan aktivitasnya. 

Menurut Aulia Syahrial (50), pedagang daging di Pasar Modern BSD, Tangerang Selatan, para pedagang sudah berhenti berjualan mulai Rabu kemarin. 

Dia dan rekan-rekan berencana untuk tidak melakukan aktivitas perdagangan daging hingga Jumat mendatang.

Aksi mogok ini diharapkan bisa segera menurunkan harga daging di pasaran yang membuat omzet para pedagang berkurang. 

"Makanya kami aksi. Kalau harga terus naik, pembeli kabur,” kata Aulia. 

Aulia menjelaskan, kenaikan harga daging sudah mulai terasa sejak Hari Raya Natal 2020. 

Saat ini, harga daging sapi di pasaran sudah mencapai Rp 150.000 per kilogram, berselisih Rp 5.000 - Rp 10.000 dibanding kondisi normal. 

"Ini rencananya harga mau dinaikkan lagi jadi Rp 170.000 per kilogram dari tingkat pemasok daging," ungkapnya. 

Tak hanya Aulia di Pasar Modern BSD, aksi mogok berjualan juga dilakukan oleh para pedagang daging di Pasar Ciputat, masih di Tangsel. 

Suheli (30), pedagang daging sapi di pasar tersebut berhenti berdagang karena kenaikan harga yang terjadi membuat omzet penjualannya merosot.

Menurut Suheli, harga daging dari pemasok di RPH naik Rp 10.000 menjadi Rp 95.000. 

Dengan begitu, dia pun harus menaikan harga jualnya menjadi Rp 120.000 - Rp 125.000. 

Akibatnya, minat pembeli daging di kiosnya pun menurun, sampai akhirnya Suheli berhenti berjualan untuk sementara. 

”Sebelum kenaikan itu bisa terjual 50 kilogram sehari. Sekarang paling terjual 40 kilogram,” kata Suheli. 

Baca Juga: Harga Daging Sapi Melambung Tinggi, Pedagang Pilih Mogok Jualan!

Tak hanya para pedagang daging, pelaku usaha RPH di Tangerang Selatan turut berhenti beroperasi seiring mogoknya para pedagang. 

Kepala RPH Tunas Karya Suwandi mengatakan, pihaknya menyetop aktivitasnya sebagai bentuk dukungan untuk para pedagang daging di pasar tradisional. 

Suwandi berpandangan, kenaikan harga daging di pasaran yang terjadi saat ini terbilang tidak wajar.

”Kami di RPH tidak bisa apa-apa karena, kan, harga sudah tinggi dari penyuplai,” ungkapnya.

Selain di Tangerang Selatan itu, sejumlah pedagang daging sapi juga masih melakukan aksi mogoknya di Jakarta, Depok, dan Bekasi selama tiga hari yang dilakukan mulai Rabu kemarin hingga Jumat besok.

Penulis : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU