> >

Dipindah ke Komisi VII DPR, Ribka Tjiptaning: Lucu, 17 Tahun Urus Orang Sakit, Sekarang Urus Minyak

Peristiwa | 19 Januari 2021, 19:42 WIB
Politisi PDI Perjuangan yang menjabat Ketua Komisi IX DPR Ribka Tjiptaning, saat menghadiri rapat dengar pendapat dengan Komisi IX DPR RI dengan Menakertrans, di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (20/11/2012). (Sumber: (TRIBUN/DANY PERMANA))

JAKARTA, KOMPAS TV - Politikus PDI Perjuangan atau PDIP, Ribka Tjiptaning, angkat bicara setelah dipindahkan oleh partainya ke Komisi VII DPR RI karena menolak vaksinasi Covid-19.

Seperti diketahui, Ribka yang berlatar belakang sebagai dokter menolak untuk menerima vaksin Covid-19.

Hal itu dia sampaikan saat rapat dengar pendapat (RDP) antara Komisi IX DPR RI dengan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, pada Selasa 12 Januari 2021.

Baca Juga: Politikus PDIP Ribka Tjiptaning Tegas Tolak Vaksinasi: Mending Bayar Sanksi !

Awalnya, Ribka menyinggung soal jabatan Budi Gunadi Sadikin yang notabenenya bukan sebagai dokter namun jadi menteri kesehatan.

"Sudah menjadi kebiasaan saya, kalau kita pasangan baru, kan kita pengen tahu dalamannya. Pikirannya dan apa," kata Ribka.

"Kalau Menteri Kesehatan saya pingin tahu politik kesehatan ke depannya apa. Jadi, menteri kesehatan ini yang dipilih Jokowi hanya selama menangani Covid-19 saja? tidak kan."

Ribka mengaku heran dengan pilihan Jokowi tersebut. Ia pun karena itu mempertanyakan orang yang membisiki Jokowi sampai akhirnya memilih Budi Gunadi Sadikin sebagai Menteri Kesehatan.

Baca Juga: Ribka Tjiptaning, Politikus PDIP dan Seorang Dokter yang Kerap Kritisi Kebijakan Pemerintah

"Makanya saya agak heran, menteri kesehatan bukan dari dokter," kata Ribka.

Setelah menyinggung latar belakang Budi Gunadi Sadikin, Ribka kemudian menyinggung soal vaksin Covid-19.

Ia menjelaskan, belum ada satupun pihak yang dapat memastikan keamanan vaksin Sinovac asal China yang akan disuntikkan kepada masyarakat

"Saya tetap tidak mau divaksin. Mau vaksin yang umur 63 tahun ke atas, mau vaksin buat semua umur, saya tidak mau," ucap Ribka.

Baca Juga: PDIP Rotasi Ribka Tjiptaning ke Komisi VII DPR

Mantan Ketua Komisi IX ini pun mengaku siap membayar denda ketimbang harus menerima vaksin Covid-19.

Hal itu andai Pemprov DKI Jakarta menjatuhkan sanksi kepada dirinya, termasuk anak dan cucunya gara-gara menolak vaksin.

"Mendingan gua bayar. Jual mobil enggak apa-apa," ujarnya.

Menurut Ribka Tjiptaning, vaksin tidak boleh dipaksakan kepada masyarakat. Sebab, jika dipaksakan berarti melanggar HAM.

Baca Juga: Politikus PDIP Ribka Tjiptaning Digeser Ke Komisi VII, Ini Pernyataanya yang Menohok

Selain itu, Ribka juga mempertanyakan rencana vaksinasi gratis yang dicanangkan oleh pemerintah. Menurut dia vaksinasi itu dinilainya tidak jelas.

Sebab, dari keempat vaksin yang tersedia, semuanya ada harganya.

"Harganya kan macam-macam. Buat orang miskin pasti dikasih yang paling murah," katanya.

Pernyataan Ribka Tjiptaning tersebut kemudian viral setelah diunggah ke media sosial dan tersebar di sejumlah grup Whatsapp.

Baca Juga: Selain Ribka, Fraksi PDIP Juga Menggeser Empat  Anggotanya di DPR

Setelah kejadian itu, fraksi PDIP bereaksi tegas. Ribka Tjiptaning akhirnya dipindahkan ke Komisi VII DPR. Ribka mengaku tak tahu sebab dirinya dipindahkan.

"Tidak tahu sebabnya, tanya ke pimpinan fraksi," kata Ribka saat dihubungi di Jakarta, Selasa (19/1/2021), dikutip dari Tribunnews.com.

Adapun ruang lingkup tugas Komisi VII DPR berbeda jauh dengan latar belakangnya sebagai dokter. Sekian tahun di Komisi IX, ia terbiasa menangani persoalan-persoalan kesehatan.

Namun, Ribka tidak ingin persoalan pemindahan tugas ke Komisi VII sebagai beban.

Baca Juga: Dipindah ke Komisi VII DPR RI, Ribka Tjiptaning Sempat Dimarahi Sekjen PDIP Usai Menolak Vaksinasi

"Santai saja, cuma lucu dan harus belajar, 17 tahun urus orang sakit, sekarang urus minyak, listrik," tutur Ribka.

Penulis : Tito-Dirhantoro

Sumber : Kompas TV


TERBARU