> >

Terkait Banjir, Ini 5 Perusahaan Tambang Terbesar di Kalsel

Berita utama | 19 Januari 2021, 16:52 WIB
Rumah-rumah warga di Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimatan Selatan tampak terendam banjir, Sabtu (16/1/2021) (Sumber: bnpb.go.id)

BANJARMASIN, KOMPAS.TV - Banjir masih menggenangi Provinsi Kalimantan Selatan. Setidaknya 10 kabupaten/kota di Kalsel terendam banjir parah. Para pengamat menyoroti hutan di Kalsel yang berubah menjadi tambang dan perkebunan sawit.

“Kalau menyalahkan curah hujan enggak usah jauh-jauh datang dari Jakarta ke Kalimantan Selatan. Semua orang juga tahu, itu ada kaitannya dengan hujan,” kata Koordinator Jatam, Merah Johansyah dalam dialog di RRI, Selasa (19/1/2021).

“Masalahnya adalah daerah resapan air kawasan hutan yang sudah dikapling oleh operasi pertambangan dan dibiarkan oleh rezim politik," tambahnya.

Baca Juga: Hari Kelima Banjir Banjarmasin, Tim SAR Evakuasi Korban Banjir yang Terisolasi

Data Jaringan Anti Tambang (Jatam) menyebut, terdapat 177 konsensi di sejumlah kabupaten yang terdampak banjir. Sekira 65 persen luas Kalimantan Selatan telah masuk dalam area pertambangan, perkebunan, dan industri ekstraktif lain.

Luas total Kalsel adalah sekitar 3,7 juta hektar. Sementara, luas izin tambang mencapai 1,22 juta hektar.

Luas perkebunan dan area hutan yang bisa diolah perusahaan di Kalsel adalah 802 ribu hektar. Dan 620 ribu hektar lainnya sudah masuk dalam Hak Guna Usaha (HGU).

“Daerah aliran sungai terbesar serta paling banyak memiliki titik banjir adalah DAS Balangan-Tabalong. 9 titik banjir sungai Tabalong berada di sekitar konsensi PT Adaro,” catat Jatam dan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalsel.

Mantan komisioner KPK dan pengamat lingkungan Laode M Syarif juga sepakat dengan pendapat itu.

Lubang tambang (Sumber: Dok. Jatam Kaltim)

"Bencana banjir di Kalsel ini jelas adalah bencana ekologis dan disebabkan oleh kombinasi kebobrokan perizinan sawit dan tambang yang semakin tidak terkontrol,” kata Laode.

Baca Juga: [FULL] Pernyataan Presiden Jokowi Tinjau Banjir di Kalimantan Selatan

Kompas.com mencatat ada lima perusahaan tambang batu bara besar di Kalsel. Berikut ini daftarnya.

1. Adaro

PT Adaro Energy Tbk memiliki tambang terbesar di Kabupaten Tabalong, Kalsel. Adaro adalah pemegang Perjanjian Karya Pengusaha Pertambangan Batubara (PKP2B) generasi pertama.

Adaro memiliki pertambangan batu bara di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, dengan luas konsesi 31.380 hektare. Sepanjang tahun 2019, produksi batu bara Adaro mencapai 58,03 juta ton.

Presiden Direktur Adaro adalah Garibaldi Thohir. Garibaldi adalah teman Sandiaga Uno dan kakak Menteri BUMN Erick Thohir.

2. Arutmin

PT Arutmin Indonesia adalah perusahaan tambang raksasa yang terafiliasi dnegan Grup Bakrie. Produksi tahunan perusahaan ini mencapai 40 juta ton.

Perusahaan ini sudah mulai merangsek Kalimantan setelah mendapat izin PKP2B dari pemerintah Orde Baru pada 1981. Namun, perusahaan mulai menjual batu bara secara komersial pada 1990.

Tambang terbesar Arutmin terletak di Senakin, yang berjarak 350 km dari Banjarmasin. Tambang lainnya tersebar di Satui, Batulicin, Asamasam, dan Kintap.

Baca Juga: Detik-Detik Dahsyatnya Banjir Bandang Terjang Puncak Bogor, Ratusan Orang Mengungsi

3. Jhonlin

PT Jhonlin Baratama, anak perusahaan Jhonlin Group menguasai banyak tambang di Kalsel. Pengusaha Bone, Sulawesi Selatan bernama Andi Syamsuddin Arsyad adalah pemilik perusahaan ini. Orang mengenalnya sebagai Haji Isam.

Perusahaan ini berpusat di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.

4. Bangun Banua Persada

PT Bangun Banua adalah induk dari PT Bangun Banua Parsada. Perusahaan tambang ini sebagian besar dimiliki pemerintah daerah.

Minerba One Data Indonesia (MODI) Kementerian ESDM menunjukkan, 33 persen saham dimiliki Pemprov Kalsel lewat PD Bangun Banua.

Sedangkan 31 persen saham dimiliki PT Hasnur Jaya Utama. PT Hasnur Jaya Utama adalah perusahaan milik pengusaha lokal Haji Abdussamad Sulaiman.

Koperasi TNI dan Polri menguasai sisa saham perusahaan melalui Puskopolda, Puskopad, Puskud, dan KPN Adyaksa.

5. Hasnur Group

Haji Abdussamad Sulaiman adalah pengusaha Kalimantan Selatan yang memiliki bisnis di berbagai bidang. Ia memiliki Hasnur Group.

Di industri batu bara Hasnur Group memiliki dua anak perusahaan, yaitu PT Energi Batubara Lestari dan PT Bhumi Rantau Energi yang berlokasi di Rantau, Kabupaten Tapin, Kalsel.

Baca Juga: Usai Kalsel, Jokowi ke Sulbar Datangi Korban Gempa Mamuju dan Majene

Hasnur juga memiliki terminal khusus batubara yang terletak di Sungai Putting dan Sungai Salai, Kalimantan Selatan dan pelabuhan khusus di Pendang, Kalimantan Tengah.

Selain itu, Hasnur juga masih mengerjakan beberapa proyek batubara lain yang masih dalam tahap eksplorasi.

Penulis : Ahmad-Zuhad

Sumber : Kompas TV


TERBARU