> >

Fenomena Semburan Lumpur Blora: Mengapa Terjadi dan Akankah seperti Lumpur Lapindo?

Peristiwa | 31 Agustus 2020, 05:05 WIB
Suasana gunung lumpur (Mud Vulcano) Kesongo di kawasan Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Randublatung, Desa Gabusan, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Jumat (28/8/2020). (Sumber: DOKUMEN BPBD BLORA)

Baca Juga: 4 Penggembala Keracunan Gas dari Semburan Lumpur di Kawah Oro-oro Kesongo

Gas Berbahaya

Sebelumnya, fenomena semburan lumpur panas di Kesongo juga pernah terjadi pada 2013.

Kepala cabang Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah wilayah Kendeng Selatan, Teguh Yudi Pristiyanto mengatakan, gas yang keluar bersamaan semburan itu berbahaya bagi manusia.

"Warga keracunan karena menghirup kandungan gas. Fenomena tersebut terjadi secara alami bukan akibat pengeboran sumur," kata Teguh.

Baca Juga: Berbahaya, Lokasi Bekas Semburan Lumpur dan Gas di Blora Malah Didatangi Banyak Warga

Suasana warga mendatangi lokasi bekas semburan lumpur di Kesongo, Blora, Jawa Tengah. (Sumber: KOMPAS TV)

Jadi Ajang Selfie

Lokasi bekas semburan lumpur panas di Kawasan Kesongo, Randublatung, Desa Gabusan, Kecamatan Jati, Blora, Jawa Tengah, itu rupanya menjadi ajang swafoto atau selfie bagi sejumlah warga.

Sejak Sabtu (29/8/2020), sejumlah warga tampak berdatangan ke lokasi semburan untuk berfoto.

Kapolsek Jati AKP Bajuri mengatakan, warga yang datang mungkin akan lebih banyak saat hari libur.

"Mungkin di hari libur mungkin juga akan banyak yang datang," katanya, Minggu (30/8/2020).

Baca Juga: Semburan Lumpur Beracun di Blora, 4 Warga Diduga Keracunan Dilarikan ke Puskesmas

Spanduk bertuliskan peringatan kepada warga di lokasi semburan lumpur panas di Kesongo, Blora. (Sumber: KOMPAS TV)

Peringatan untuk Warga

Untuk mengantisipasi, aparat keamanan Polsi dan TNI berjaga-jaga dan menghalau warga yang hendak melihat titik pusat semburan.

Papan peringatan yang menyatakan bahaya gas beracun pun dipasang di sekitar lokasi.

Bajuri menegaskan, fenomena alam di Kesongo pada Kamis (27/8/2020) lalu diduga yang terbesar selama ini.

Fenomena itu, menurut Bajuri, merupakan siklus alami di wilayah yang mengandung minyak dan gas bumi.

Baca Juga: Satu Rumah Warga Tertimbun Lumpur Dan Bebatuan

Penulis : fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU