> >

Rusia Serang Fasilitas Listrik Ukraina Tanpa Perlawanan, Lumpuhkan PLTA Terbesar

Kompas dunia | 22 Maret 2024, 22:36 WIB
Bus listrik yang terbakar di pembangkit listrik tenaga air setelah serangan Rusia di Dnipro, Ukraina, Jumat, 22 Maret 2024. Lebih dari 60 drone dan hampir 90 rudal ditembakkan malam itu, kata para pejabat Ukraina. (Sumber: AP Photo)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Rusia menyerang fasilitas listrik di sebagian besar wilayah Ukraina, termasuk pembangkit listrik tenaga air terbesar negara itu, yang menyebabkan pemadaman luas, kata pejabat Ukraina hari Jumat (22/3/2024).

Menteri Energi German Galushchenko mengatakan serangan drone dan roket pada malam hari itu adalah "serangan terbesar terhadap sektor energi Ukraina dalam waktu yang baru-baru ini. Tujuannya bukan hanya merusak, tetapi juga mencoba lagi, seperti tahun lalu, untuk menyebabkan gangguan besar-besaran pada sistem energi negara."

Serangan tersebut menyebabkan kebakaran di Pembangkit Listrik Tenaga Air Dnieper, yang memasok listrik ke Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia, instalasi pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa.

Garis listrik utama 750 kilovolt ke pembangkit listrik itu terputus, kata kepala Badan Tenaga Atom Internasional Rafael Grossi hari Jumat dini hari. Sebuah garis cadangan dengan daya yang lebih rendah masih berfungsi, katanya.

Presiden Volodymyr Zelenskyy menyatakan lebih dari 60 drone dan sekitar 90 roket digunakan dalam serangan tersebut, seperti laporan Associated Press, Jumat, (22/3/2024).

Serangan itu terjadi setelah Rusia meluncurkan 31 rudal dalam serangan tunggal terbesar di ibu kota Ukraina. Volodymyr Kudrytsky, kepala perusahaan utilitas nasional Ukrenergo, menyebutnya sebagai serangan terbesar pada infrastruktur energi Ukraina selama lebih dari dua tahun perang.

"Serangan ini sangat berbahaya karena musuh menggabungkan berbagai jenis serangan, termasuk drone kamikaze, rudal balistik, dan rudal jelajah," ujar Kudrytsky kepada Associated Press. Dia menambahkan kota Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, menderita kerusakan yang signifikan.

Musim dingin sebelumnya, Rusia menyerang infrastruktur energi Ukraina, mengakibatkan seringnya terjadi pemadaman listrik di seluruh negeri.

Baca Juga: KSAD Sebut Tak Mungkin Ada TNI Bayaran di Ukraina: Pulang Kampung Saja Ketahuan

Pemandangan kerusakan pasca serangan udara Rusia terhadap bangunan tempat tinggal, di Zaporizhzhia, Ukraina, Jumat, 22 Maret 2024. Lebih dari 60 drone dan hampir 90 rudal ditembakkan malam itu, kata para pejabat Ukraina. (Sumber: AP Photo)

Banyak yang memperingatkan Rusia mungkin akan mengulangi strategi ini pada musim dingin yang berikutnya. Namun, sebaliknya, Rusia melancarkan serangan rudal dan drone massal yang sebagian besar ditujukan pada industri pertahanan Ukraina.

Setiap serangan udara besar-besaran mengurangi kemampuan Ukraina untuk menangkis rudal Rusia. Zelenskyy mendesak sekutu Barat Ukraina selama beberapa minggu terakhir untuk memberikan sistem pertahanan udara dan amunisi tambahan mengingat adanya keterlambatan bantuan dari AS.

"Dengan rudal Rusia, tidak ada penundaan seperti halnya paket bantuan untuk negara kita. Shahed tidak meragu seperti politisi. Penting untuk memahami biaya dari penundaan dan keputusan yang tertunda," kata Zelenskyy, merujuk pada drone Shahed buatan Iran yang banyak digunakan oleh Rusia dalam perang.

Saluran listrik eksternal utama ke pembangkit itu diputus, kata Rafael Grossi, kepala Badan Tenaga Atom Internasional, tetapi operator energi nuklir Ukraina mengatakan itu dipulihkan beberapa jam kemudian.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Associated Press


TERBARU