> >

Arab Saudi Tidak Keberatan Rusia Gabung ke Federasi Sepak Bola Asia AFC

Kompas dunia | 2 Februari 2023, 08:36 WIB
Arab Saudi hari Rabu, (01/2/2023) menyatakan tidak akan keberatan jika Rusia bergabung dengan Konfederasi Sepak Bola Asia AFC, kata menteri olahraga Arab Saudi Abdulaziz bin Turki Al-Faisal (Sumber: France24)

Pekan lalu, atlet Rusia dan Belarusia, yang absen dari sebagian besar olahraga Olimpiade sejak serangan ke Ukraina, diundang untuk berkompetisi di Asian Games yang ditunda tahun ini, yang dijadwalkan diadakan di China.

Komite Olimpiade Internasional juga mengatakan mereka mengizinkan Rusia dan Belarusia untuk bersaing di Olimpiade Paris 2024 dan hal itu perlu "ditelaah lebih lanjut", mengabaikan ancaman boikot Ukraina.

Sebelumnya Pembantu Presiden Ukraina, Mykhaylo Podolyak, Senin (30/1/2023), menyebut Komite olimpiade Internasional atau IOC, sebagai “promotor perang” setelah badan olahraga tersebut mengatakan sedang mempertimbangkan dan mencari cara agar atlet rusia dan Belarusia dapat bertanding di Olimpiade

"IOC adalah promotor perang, pembunuhan dan kehancuran. IOC dengan senang hati menyaksikan Rusia menghancurkan Ukraina dan kemudian menawarkan Rusia platform untuk mempromosikan genosida dan mendorong pembunuhan lebih lanjut." kata Podolyak di Twitter.

“Jelas, uang Rusia yang membeli kemunafikan Olimpiade tidak berbau darah Ukraina. Benar, Tuan Bach?” tambahnya, mengacu pada Presiden IOC Thomas Bach.

Baca Juga: IOC Tolak Permintaan Zelensky agar Atlet Rusia Dilarang Tampil di Olimpiade

Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach. Arab Saudi hari Rabu, (1/2/2023) menyatakan tidak akan keberatan jika Rusia bergabung dengan Konfederasi Sepak Bola Asia AFC, kata menteri olahraga Arab Saudi Abdulaziz bin Turki Al-Faisal. (Sumber: Bernd Weibrod/dpa via AP)

Pada Minggu (29/1/2023), Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memaksakan pandangan bahwa mengizinkan Rusia untuk berkompetisi di Olimpiade Paris 2024 sama saja dengan menunjukkan bahwa "teror entah bagaimana dapat diterima".

IOC sebelumnya menggambarkan masalah ini sebagai “dilema besar” yang telah dipolitisasi oleh masing-masing pemerintah yang mengintervensi untuk memblokirnya.

“Tidak boleh ada atlet yang dilarang bertanding hanya karena paspor mereka, oleh karena itu, jalur partisipasi atlet dalam kompetisi di bawah kondisi yang ketat harus dieksplorasi lebih lanjut," ” kata IOC dalam siaran persnya, Rabu (25/1/2023).

 

"Persyaratan ketat" akan mencakup tidak adanya dukungan aktif terhadap perang di Ukraina dan pengujian obat-obatan yang ketat.

Dalam Olimpiade baru-baru ini, setelah sistem doping yang disponsori negara terungkap, Rusia dilarang berpartisipasi sebagai negara, tetapi atlet diizinkan berkompetisi secara individu.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV/France24


TERBARU