> >

Arab Saudi Tidak Keberatan Rusia Gabung ke Federasi Sepak Bola Asia AFC

Kompas dunia | 2 Februari 2023, 08:36 WIB
Arab Saudi hari Rabu, (01/2/2023) menyatakan tidak akan keberatan jika Rusia bergabung dengan Konfederasi Sepak Bola Asia AFC, kata menteri olahraga Arab Saudi Abdulaziz bin Turki Al-Faisal (Sumber: France24)

MANAMA, KOMPAS.TV - Arab Saudi menyatakan tidak akan keberatan jika Rusia bergabung dengan Konfederasi Sepak Bola Asia AFC.

Hal ini seperti disampaikan Menteri Olahraga Arab Saudi Abdulaziz bin Turki Al-Faisal seperti dilaporkan France24, Rabu (1/2/2023), saat pejabat Rusia mencari cara untuk kembali ke kompetisi internasional.

Rusia saat ini terus mencari kemungkinan pindah ke Asia pada bulan Desember, menyusul larangan terhadap negara itu dari kompetisi internasional oleh badan sepak bola Eropa UEFA imbas serangan ke Ukraina.

Meskipun Persatuan Sepak Bola Rusia kemudian meminta kelompok kerja mereka untuk melanjutkan hubungan dengan UEFA, Ketua Persatuan Sepak Bola Rusia Alexander Dyukov tidak menutup kemungkinan mencari keanggotaan AFC di tahap selanjutnya.

Berbicara di Kongres AFC di Bahrain, Menteri Olahraga Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Turki Al-Faisal mengatakan dia tidak melihat ada masalah jika Rusia mengalihkan keanggotaannya ke Asia.

"Jika FIFA dan AFC mengizinkannya dan ada manfaatnya bagi Asia maka saya kira tidak ada masalah dengan itu," kata Pangeran Abdulaziz seperti dikutip France24.

Bergabung dengan AFC berarti Rusia akan memainkan kualifikasi Piala Dunia melawan tim-tim Asia dan klub-klubnya akan ambil bagian dalam kompetisi Asia.

Baca Juga: Atlet Rusia dan Belarusia Dipertimbangkan Bisa Ikut Olimpiade, Ukraina Sontak Caci IOC Bau Darah

Pembantu presiden Ukraina Mykhaylo Podolyak hari Senin, (30/1/2023) langsung menyebut Komite Olimpiade Internasional (IOC) sebagai “promotor perang” setelah badan olahraga tersebut mengatakan sedang mempertimbangkan dan mencari cara bagi atlet Rusia dan Belarusia untuk bertanding di Olimpiade (Sumber: AP Photo)

Presiden AFC Sheikh Salman bin Ebrahim Al Khalifa mengatakan belum ada pendekatan formal tentang keanggotaan Rusia.

"Jika kami mendapatkan sesuatu yang sifatnya resmi untuk AFC dalam hal ini, maka ini adalah masalah lain, tapi saya tidak ingin mendahului kejadian dan berbicara tentang sesuatu yang belum terjadi," sambunh Sheikh Salman kepada media.

"Kami punya hubungan yang baik dengan federasi Rusia dan dengan federasi Eropa lainnya, dan kami selalu berhubungan dengan federasi di semua kesempatan. Kami menginginkan kepentingan terbaik dari permainan karena kami berusaha menjauhkan politik dari sepak bola."

Pekan lalu, atlet Rusia dan Belarusia, yang absen dari sebagian besar olahraga Olimpiade sejak serangan ke Ukraina, diundang untuk berkompetisi di Asian Games yang ditunda tahun ini, yang dijadwalkan diadakan di China.

Komite Olimpiade Internasional juga mengatakan mereka mengizinkan Rusia dan Belarusia untuk bersaing di Olimpiade Paris 2024 dan hal itu perlu "ditelaah lebih lanjut", mengabaikan ancaman boikot Ukraina.

Sebelumnya Pembantu Presiden Ukraina, Mykhaylo Podolyak, Senin (30/1/2023), menyebut Komite olimpiade Internasional atau IOC, sebagai “promotor perang” setelah badan olahraga tersebut mengatakan sedang mempertimbangkan dan mencari cara agar atlet rusia dan Belarusia dapat bertanding di Olimpiade

"IOC adalah promotor perang, pembunuhan dan kehancuran. IOC dengan senang hati menyaksikan Rusia menghancurkan Ukraina dan kemudian menawarkan Rusia platform untuk mempromosikan genosida dan mendorong pembunuhan lebih lanjut." kata Podolyak di Twitter.

“Jelas, uang Rusia yang membeli kemunafikan Olimpiade tidak berbau darah Ukraina. Benar, Tuan Bach?” tambahnya, mengacu pada Presiden IOC Thomas Bach.

Baca Juga: IOC Tolak Permintaan Zelensky agar Atlet Rusia Dilarang Tampil di Olimpiade

Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach. Arab Saudi hari Rabu, (1/2/2023) menyatakan tidak akan keberatan jika Rusia bergabung dengan Konfederasi Sepak Bola Asia AFC, kata menteri olahraga Arab Saudi Abdulaziz bin Turki Al-Faisal. (Sumber: Bernd Weibrod/dpa via AP)

Pada Minggu (29/1/2023), Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memaksakan pandangan bahwa mengizinkan Rusia untuk berkompetisi di Olimpiade Paris 2024 sama saja dengan menunjukkan bahwa "teror entah bagaimana dapat diterima".

IOC sebelumnya menggambarkan masalah ini sebagai “dilema besar” yang telah dipolitisasi oleh masing-masing pemerintah yang mengintervensi untuk memblokirnya.

“Tidak boleh ada atlet yang dilarang bertanding hanya karena paspor mereka, oleh karena itu, jalur partisipasi atlet dalam kompetisi di bawah kondisi yang ketat harus dieksplorasi lebih lanjut," ” kata IOC dalam siaran persnya, Rabu (25/1/2023).

 

"Persyaratan ketat" akan mencakup tidak adanya dukungan aktif terhadap perang di Ukraina dan pengujian obat-obatan yang ketat.

Dalam Olimpiade baru-baru ini, setelah sistem doping yang disponsori negara terungkap, Rusia dilarang berpartisipasi sebagai negara, tetapi atlet diizinkan berkompetisi secara individu.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV/France24


TERBARU