> >

Diterpa Protes Berdarah Usai Kematian Mahsa Amini, Iran Bubarkan Kesatuan Polisi Moral

Kompas dunia | 5 Desember 2022, 02:05 WIB
Ilustrasi. Seorang suporter Timnas Iran menangis sambil memegang kaos bertuliskan Mahsa Amini jelang laga Grup B Piala Dunia 2022 antara Wales dan Iran di Stadion Ahmad Bin Ali, Al Rayyan, Qatar, Jumat, 25 November 2022. (Sumber: AP Photo/Alessandra Tarantino)

TEHERAN, KOMPAS.TV - Otoritas Iran dilaporkan telah membubarkan kesatuan "polisi moral" usai diterpa protes berdarah di berbagai kota beberapa bulan belakangan. Polisi moral sendiri merupakan kesatuan yang menangkap Mahsa Amini, perempuan yang diduga melanggar aturan hijab lalu tewas dalam tahanan.

Kematian Mahsa Amini memicu protes meluas yang menimbulkan ratusan korban jiwa dan belasan ribu ditangkap. Gelombang protes pun dengan cepat memuat tuntutan pemakzulan rezim teokrasi Iran.

Jaksa Agung Iran Mohammad Jafar Montazeri mengonfirmasi pembubaran kesatuan polisi moral pada Minggu (4/12/2022). 

"Polisi moralitas tidak ada urusan dengan hukum dan telah dibubarkan," kata Montazeri dikutip kantor berita Iran, ISNA via DW.

Baca Juga: Pria Iran Tewas Ditembak Gara-gara Rayakan Kekalahan Timnas Negaranya di Piala Dunia 2022

Akan tetapi, Montazeri menegaskan pelanggaran-pelanggaran terkait "moralitas" tetap akan dihukum berat, maksimum hukuman mati.

"Tentu saja, proses hukum akan dilanjutkan untuk memantau tindakan-tindakan terkait perilaku manusia," katanya.

Meskipun telah dibubarkan, peneliti hubungan internasional dari Universitas Sussex Inggris Raya, Kamran Matin menyebut pengumuman jaksa agung Iran itu mesti disambut dengan hati-hati.

Alasannya, polisi moral Iran selama ini tidak menjadi bagian sistem hukum, tetapi dioperasikan oleh aparat penegak hukum.

Selain itu, belum jelas apakah kesatuan polisi moral akan dibentuk lagi dalam konteks baru atau sekadar diberi nama baru.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : ISNA/DW


TERBARU