> >

Eks PM Putin Blak-Blakan, Sebut Mobilisasi Militer Jadi Awal Kehancuran Sang Presiden Rusia

Krisis rusia ukraina | 23 September 2022, 15:23 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin. Mantan Perdana Menteri (PM) Rusia pada periode pertama pemerintahan Putin, Mikhail Kasyanov, mengungkapkan mobilisasi militer parsial bakal jadi awal kejatuhan sang presiden. (Sumber: Gavriil Grigorov, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Eks Perdana Menteri (PM) Rusia pada periode pertama pemerintahan Vladimir Putin, Mikhail Kasyanov, bicara blak-blakan tentang apa yang akan terjadi pada presiden Rusia itu.

Ia menegaskan keputusan Putin mengumumkan mobilisasi militer parsial akan menjadi awal kejatuhannya.

PM Rusia pada 2000 hingga 2004 itu mengatakan bahwa demonstrasi terjadi di seluruh wilayah negara itu karena dekrit yang ditandatangani Putin.

Kasyanov pun yakin hal tersebut akan berujung pada Putin lengser dari kekuasaan.

Baca Juga: Ternyata, Abramovich Berperan dalam Pembebasan Prajurit Inggris yang Ditahan Rusia di Ukraia

Pasalnya, sejak awal invasi ke Ukraina pada 24 Februari, Kremlin berulang kali meyakinkan rakyat Rusia bahwa yang akan bertempur adalah pasukan profesional.

Tetapi konflik di Ukraina kini telah meningkat, khususnya setelah Kiev melakukan serangan balik dan merebut kembali sejumlah wilayah yang sebelumnya diduduki pasukan Putin.

Dilaporkan lebih dari 1.300 orang ditangkap dalam demonstrasi di 38 kota di seluruh Rusia pada Kamis (22/9/2022) karena menolak dekrit pengiriman 300.000 tentara cadangan ke Ukraina.

“Keputusannya itu berarti setiap orang yang sebelumnya netral atau mendukung Putin, secara umum, akan mulai memikirkan sikap mereka karena faktanya, mereka kini harus pergi berperang, setelah sebelumnya hanya menyaksikan,” kata Kasyanov dikutip dari Newsweek.

“Perang itu tak lagi berdampak bagi tentara profesional dari keluarga miskin, tetapi kini juga menyentuh semua orang,” tambahnya.

Pada Desember lalu, Kasyanov memprediksi bahwa Putin akan menghadapi tekanan akibat perbedaan pendapat yang dipicu dampak penuh dari sanksi Barat dan keuntungan Ukraina lebih lanjut.

Sementara itu, Kantor Kejaksaan Moskow telah memperingatkan bahwa mereka yang ambil bagian dalam demonstrasi dapat menghadapi hukuman penjara yang lama.

Ada tindakan keras terhadap mereka yang membantah narasi Kremlin tentang perang di Ukraina.

Baca Juga: Menlu Rusia Sergey Lavrov Walk Out dari Rapat Dewan Keamanan PBB, Enggan Dengar Rusia Dikecam

Tetapi menurut Kasyanov, banyak yang lebih memilih dihukum dibandingkan ditugaskan ke Ukraina.

“Orang-orang itu tak ingin pergi perang untuk membunuh rakyat Ukraina atau dibunuh,” ujarnya.

Meski tak memprediksi lingkaran dalam Putin akan memberontak dalam waktu dekat, Kasyanov meyakini mereka tak akan melaksanakan instruksinya secara mutlak.

“Instruksinya tak akan segera diimplementasikan. Sudah jelas, banyak orang telah lelah dengan kepemimpinannya,” sambungnya.

Penulis : Haryo Jati Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Newsweek


TERBARU