> >

Pakistan Nyatakan Keadaan Darurat Bencana, Dampak Banjir dan Longsor Sudah Diderita 4 Juta Orang

Kompas dunia | 26 Agustus 2022, 20:43 WIB
Pakistan menyatakan keadaan darurat menyusul bencana banjir dan longsor yang dampaknya kini diderita oleh lebih dari 4 juta orang di seluruh negeri. (Sumber: Straits Times)

SUKKUR, PAKISTAN - Pemerintah Pakistan menyatakan keadaan darurat menyusul bencana banjir dan longsor yang dampaknya kini diderita oleh lebih dari 4 juta orang di seluruh negeri.

Seperti laporan Straits Times, Jumat (26/8/2022), hujan deras masih menyapu Pakistan.

Musim hujan tahunan sangat penting untuk mengairi tanaman dan mengisi kembali danau dan bendungan di seluruh anak benua India, tetapi setiap tahun juga membawa gelombang kehancuran.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana Pakistan NDMA mengatakan, lebih dari 900 orang tewas tahun ini, termasuk 34 orang dalam 24 jam terakhir, sebagai akibat dari hujan muson yang dimulai pada Juni.

Para pejabat mengatakan, banjir tahun ini sebanding dengan tahun 2010, yang terburuk dalam catatan sejarah Pakistan, ketika lebih dari 2.000 orang meninggal dan hampir seperlima dari negara itu terendam air.

"Saya belum pernah melihat banjir besar seperti ini karena hujan dalam hidup saya," kata petani Rahim Bakhsh Brohi di dekat Sukkur, di provinsi Sindh selatan.

Seperti ribuan orang lainnya di pedesaan Pakistan, Brohi mencari perlindungan di samping jalan raya nasional, karena jalan layang adalah salah satu dari sedikit tempat kering di lanskap air yang tak berujung.

Badan bencana mengatakan lebih dari 4,2 juta orang "terkena dampak" banjir, dengan hampir 220.000 rumah hancur dan setengah juta lainnya rusak parah.

Baca Juga: Tidak Sengaja Luncurkan Rudal Jelajah ke Pakistan, Pelakunya Resmi Dipecat Militer India

Ilustrasi. Sebuah mobil disetir melintasi banjir di Karachi, Pakistan, 11 Juli 2022. Pakistan menyatakan keadaan darurat menyusul bencana banjir dan longsor yang dampaknya kini diderita oleh lebih dari 4 juta orang di seluruh negeri. (Sumber: Fareed Khan/Associated Press)

Dua juta hektar tanaman budidaya musnah di Sindh saja, kata badan bencana provinsi, di mana banyak petani hidup bertahan dari musim ke musim.

"Tanaman kapas saya yang ditanam di lahan seluas 50 hektar semuanya hilang," kata Nasrullah Mehar. "Ini kerugian besar bagi saya. Apa yang bisa dilakukan?"

Menteri Perubahan Iklim Sherry Rehman, yang pada Rabu (24/8/2022) menyebut banjir itu "bencana skala epik", mengatakan pemerintah mengumumkan keadaan darurat dan meminta bantuan internasional.

Pakistan berada di urutan kedelapan dalam Indeks Risiko Iklim Global, daftar yang disusun oleh LSM lingkungan Germanwatch dari negara-negara yang dianggap paling rentan terhadap cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim.

Dari kemarau ke banjir

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/Straits Times


TERBARU