> >

Malaysia Kelebihan Pasokan Ayam, Kini Boleh Diekspor

Kompas dunia | 1 Agustus 2022, 21:05 WIB
Seorang penjual menyiapkan ayam di pasar Kuala Lumpur. Malaysia kini memiliki sedikit kelebihan pasokan ayam yang menempatkan negara itu pada posisi untuk kembali mengekspor, dua bulan setelah memberlakukan larangan ekspor ayam. (Sumber: AP Photo/Vincent Thian)

KUALA LUMPUR, KOMPAS.TV - Malaysia kini memiliki sedikit kelebihan pasokan ayam dan menempatkan negara itu pada posisi untuk kembali mengekspor. Dua bulan lalu Malaysia memberlakukan larangan ekspor ayam karena kekurangan stok dalam negeri.

Menteri Pertanian dan Industri Makanan Ronald Kiandee, Senin (1/8/2022), mengatakan kepada Parlemen bahwa dengan kelebihan pasokan ayam, harga ayam lokal terjaga di bawah harga pagu yang diamanatkan pemerintah, dan masalah pasokan dan inflasi industri kini telah stabil.

Pernyataan Datuk Seri Ronald membuka kemungkinan Malaysia akhirnya mencabut larangan ekspor ayam yang pertama kali diberlakukan pada 1 Juni untuk menstabilkan pasokan domestik.

Ronald sebelumnya mengatakan keputusan ekspor akan ditinjau kembali setelah langkah-langkah stabilisasi berakhir pada 31 Agustus.

Sebelum pelarangan, Malaysia mengekspor 3,6 juta ekor ayam per bulan, sumber ayam impor terbesar kedua bagi Singapura setelah Brasil.

Larangan itu sebagian dicabut menyusul keputusan kabinet pada 8 Juni, yang mengizinkan ekspor ayam kampung hidup dan ayam hitam ke Singapura.

Baca Juga: Usai Larang Ekspor Ayam, Malaysia akan Timbun Pasokan Ayam untuk Antisipasi Kelangkaan Dalam Negeri

Malaysia kini memiliki sedikit kelebihan pasokan ayam yang menempatkan negara itu pada posisi untuk kembali mengekspor, dua bulan setelah memberlakukan larangan ekspor ayam (Sumber: Straits Times)

Namun larangan ayam broiler komersial, yang merupakan porsi terbesar impor ayam Singapura dari Malaysia, masih berlaku.

Ronald mengatakan industri ayam Malaysia saat ini dalam kondisi “stabil”.

“Saat ini kita kelebihan pasokan ayam, sehingga harga ayam yang dijual justru lebih rendah dari harga pagu,” kata menteri.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Straits Times


TERBARU