> >

Melawat ke Xinjiang, Xi Jinping Sebut soal Islam dan Adaptasi Agama dengan Masyarakat Sosialis

Kompas dunia | 18 Juli 2022, 02:40 WIB
Presiden China Xi Jinping saat mengunjungi Urumqi, Xinjiang, Rabu (13/7/2022). Xi mengatakan, "Kami menjunjung tinggi prinsip perkembangan Islam dalam konteks dan berikan bimbingan secara aktif untuk mengadaptasikan agama dengan masyarakat sosialis." (Sumber: Li Xueren/Xinhua via AP)

XINJIANG, KOMPAS.TV  - Presiden China Xi Jinping menyebut soal perkembangan Islam dan adaptasi agama dengan masyarakat sosialis dalam kunjungannya ke Daerah Otonomi Xinjiang yang mayoritas penduduknya berlatar belakang etnis minoritas muslim Uighur.

"Kami menjunjung tinggi prinsip perkembangan Islam dalam konteks dan memberikan bimbingan secara aktif untuk mengadaptasikan agama dengan masyarakat sosialis," kata Xi yang juga pemimpin tertinggi Partai Komunis China (CPC) sebagaimana rilis yang dikirimkan Kementerian Luar Negeri China (MFA) kepada ANTARA di Beijing, Minggu (17/7/2022) malam.

Sebelumnya Xi melakukan kunjungan kerja selama empat hari ke Xinjiang pada 12-15 Juli 2022.

Kunjungan terakhir Xi ke daerah yang berbatasan langsung dengan Mongolia, Rusia, Kazakhstan, Uzbekistan, Afghanistan, Pakistan, dan India itu terjadi pada 2014.

Xi menginstruksikan adanya peningkatan kemampuan dalam mengatur urusan agama guna memastikan perkembangan di bidang keagamaan berjalan dengan stabil.

"Kami harus bisa melatih tim dari partai dan pejabat pemerintah yang ahli Marxisme namun bisa memahami persoalan agama, akrab dengan urusan agama, dan berkompeten dalam keterlibatan dan pembinaan tokoh agama sehingga dapat diandalkan secara politis dan berakhlak mulia," kata Jinping.

Baca Juga: Presiden China Xi Jinping Akhirnya Datangi Xinjiang, Kunjungan Pertama Setelah 8 Tahun

Umat muslim Uyghur beribadah di Masjid Id Kah di Kashgar, Xinjiang, China, 19 April 2021. Xi mengatakan, "Kami menjunjung tinggi prinsip perkembangan Islam dalam konteks dan berikan bimbingan secara aktif untuk mengadaptasikan agama dengan masyarakat sosialis." (Sumber: AP Photo/Mark Schiefelbein)

Dengan begitu, lanjut dia, figur tersebut dapat berperan aktif saat-saat kritis, mampu membina para peneliti agama yang memiliki prestasi akademik, berpandangan Marxisme terhadap isu-isu keagamaan, dan mampu berinovasi.

"Kita harus bisa memastikan terpenuhinya tuntutan para penganut agama dan menggalang mereka berada di dalam naungan partai dan pemerintahan," kata Xi menambahkan.

Dunia internasional menyoroti Xinjiang terkait dugaan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh Beijing terhadap warga minoritas Uighur.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV/Antara/The Associated Press


TERBARU