> >

PM Inggris Boris Johnson Umumkan Lengser, Ini 5 Skandal yang Picu Kejatuhannya

Kompas dunia | 7 Juli 2022, 21:07 WIB
Perdana Menteri Boris Johnson mengumumkan pengunduran dirinya, Kamis (7/7/2022). Jadwal pemilihan perdana menteri baru akan diumumkan minggu depan, kata Johnson. (Sumber: Mary Turner/Pool via AP, File)

Pada 2022, inflasi meroket tajam hingga menyentuh 9,1 persen saat ini.

Penyebabnya banyak yang di luar kendali Johnson. Invasi Rusia ke Ukraina, misalnya, memicu kenaikan harga minyak dan makanan.

Dan, meski Pemerintah Inggris telah mengambil sejumlah langkah seperti memotong pajak bahan bakar 5 pence (hampir Rp1.000) per liter, namun Inggris juga melanjutkan dengan kenaikan pajak pada bulan April. Asuransi nasional juga naik 1,25 pence. 

Pemerintah Inggris berdalih, kenaikan pajak berguna untuk membayar perawatan kesehatan dan sosial.

“Di tengah krisis biaya hidup terburuk selama berpuluh-puluh tahun, pemerintah memilih menaikkan pajak pada para pekerja,” kritik pemimpin Partai Buruh Sir Keir Starmer, April.

Baca Juga: PM Inggris Boris Johnson Bakal Mundur, Rusia: Kami Tak Saling Suka

4) Pertikaian Owen Paterson

Pada Oktober 2021, komite DPR Inggris merekomendasikan skorsing selama 30 hari terhadap Owen Paterson, anggota parlemen dari Partai Konservatif. 

Komite menyebut, Paterson melanggar sejumlah aturan lobi dengan berupaya mengambil keuntungan bagi sejumlah perusahaan yang membayarnya.

Namun, Partai Konservatif, yang dipimpin sang perdana menteri, memilih untuk menghentikan skorsing itu, dan justru membentuk komite baru untuk menyelidiki bagaimana investigasi terhadap Paterson dilakukan.

Usai banjir kecaman, Paterson akhirnya mengundurkan diri. Johnson kemudian mengakui bahwa ia, dalam bahasa kiasannya, telah “menabrakkan mobil” dalam menangani kasus itu. 

5) Kurang Fokus dan Ide

Dulu, Boris Johnson menang berkat kebijakannya yang jelas dan sederhana: Selesaikan Brexit.

Namun sejak itu, para pengkritiknya menyebut, pemerintahannya kurang fokus dan ide.

Dominic Cummings, mantan penasihat yang kemudian berbalik jadi pengkritik utamanya, berulang kali menuding Johnson sebagai troli belanja yang tak terkendali, berbelok dari satu posisi ke posisi lain.

Baca Juga: Inggris Gempar 38 Menteri Mundur, tapi PM Inggris Boris Johnson Ngotot Bertahan

Yang lainnya, mempertanyakan filosofi sang perdana menteri, jika memang Johnson punya filosofi yang jadi pegangannya memerintah Inggris Raya.

Pada Juni, anggota parlemen Konservatif dan mantan menteri Jeremy Hunt menuding Johnson sebagai sosok yang kurang “integritas, kompetensi, dan visi”.

Penulis : Vyara Lestari Editor : Gading-Persada

Sumber : BBC


TERBARU