> >

Jepang-Australia Perkuat Kerja Sama Pertahanan di Indo-Pasifik, Bendung Pengaruh China?

Kompas dunia | 16 Juni 2022, 05:15 WIB
Menteri Pertahanan Australia Richard Marles (kiri) menjabat tangan Menteri Pertahanan Jepang Nobuo Kishi jelang rapat di Tokyo, Rabu (15/6/2022). Pertemuan antarmenteri pertahanan Jepang dan Australia, Rabu (15/6/2022), menghasilkan ikrar bahwa kedua negara akan meningkatkan kerja sama pertahanan di kawasan Indo-Pasifik di tengah aktivitas militer China yang semakin asertif. (Sumber: Shuji Kajiyama/Pool AP)

TOKYO, KOMPAS.TV - Pertemuan antarmenteri pertahanan Jepang dan Australia, Rabu (15/6/2022), menghasilkan ikrar bahwa kedua negara akan meningkatkan kerja sama pertahanan di kawasan Indo-Pasifik.

Menteri Pertahanan Australia Richard Marles menemui Menteri Pertahanan Jepang Nobuo Kishi di Tokyo.

Dalam konferensi pers besama usai pertemuan, kedua pihak berjanji memperkuat ikatan untuk menyokong nilai-nilai demokratis di kawasan Indo-Pasifik. 

Kedua negara juga setuju untuk mempererat kerja sama dengan negara-negara Asia Tenggara dan Samudra Pasifik, dua kawasan yang dianggap menjadi target perluasan pengaruh China.

Marles menyatakan bahwa kerja sama Australia-Jepang penting untuk menjaga dan memperkuat tatanan berbasis hukum di kawasan Indo-Pasifik di tengah kekhawatiran bahwa invasi Rusia ke Ukraina membuat militer China semakin berani bertindak asertif.

“Jelas bahwa kawasan kita menghadapi serangkaian situasi strategis yang paling kompleks sejak akhir Perang Dunia, apa yang dilakukan di kawasan (Indo-Pasifik) ini penting,” kata Marles dikutip Associated Press.

“Hanya dengan bekerja bersama-sama kita bisa menegakkan tatanan internasional berbasis hukum, berkontribusi pada keseimbangan kekuatan militer yang efektif, dan memastikan kawasan kita tetap stabil, damai, dan sejahtera,” lanjutnya.

Baca Juga: PBB Pilih Lima Anggota Tak Tetap Terbaru di Dewan Keamanan, Termasuk Jepang dan Swiss

Di lain pihak, Kishi menyatakan bahwa Australia-Jepang menentang setiap perubahan kekuasaan secara unilateral di Laut China Timur dan Selatan. Komentar Kishi ini merujuk klaim “sembilan garis putus-putus” China yang mencaplok hampir seluruh perairan Laut China Selatan.

Kishi menegaskan pihaknya dan Australia berkomitmen untuk tatanan internasional yang “bebas dan tebruka” di kedua lautan tersebut.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Gading-Persada

Sumber : Associated Press


TERBARU