> >

Menlu Ukraina Ngambek Gara-Gara Macron Bilang Jangan Permalukan Putin atas Invasi Rusia

Krisis rusia ukraina | 5 Juni 2022, 02:05 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut penting agar Rusia tidak dipermalukan atas invasinya ke Ukraina, Sabtu (4/6/2022). (Sumber: Julien de Rosa, Pool via AP)

KIEV, KOMPAS.TV – Jadi mediator alias penengah konflik rupanya ibarat buah simalakama, serba salah di mata kedua pihak yang bertikai. Ini pula yang terjadi pada Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang berupaya menjadi penengah dalam konflik Rusia-Ukraina. 

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengecam Presiden Prancis Emmanuel Macron, Sabtu (4/6/2022). Gara-garanya, Macron menyebut sangat penting bahwa Rusia tidak dipermalukan atas invasinya ke Ukraina, seperti dikutip dari BBC, Minggu (5/6).

Macron menyatakan, sangat penting bagi Presiden Rusia Vladimir Putin punya jalan keluar atas apa yang disebutnya sebagai ‘kesalahan mendasar’.

Baca Juga: Scholz, Macron dan Putin Bicarakan Perundingan dengan Ukraina, Krisis Pangan, dan Tawanan Perang

Namun, Kuleba menyatakan bahwa sekutu seharusnya ‘lebih baik berfokus memosisikan Rusia di tempatnya’ karena ‘mempermalukan diri sendiri’.

“Seruan untuk menghindari penghinaan pada Rusia hanya akan mempermalukan Prancis dan negara mana pun yang menyerukannya. Karena Rusialah yang mempermalukan diri sendiri. Kita sebaiknya fokus pada bagaimana memosisikan Rusia di tempatnya. Ini akan membawa kedamaian dan menyelamatkan nyawa,” cuit Dmytro Kuleba di Twitter. 

Macron sendiri telah berulang kali berbicara pada Putin melalui sambungan telepon dalam upaya menegosiasikan gencatan senjata dan negosiasi.

Baca Juga: Zelenskyy Ungkap Macron Memintanya Serahkan Sebagian Wilayah Ukraina demi Selamatkan Muka Putin

Upaya Prancis melakukan dialog dengan pemimpin Kremlin itu sungguh kontras dengan sikap Amerika Serikat (AS) dan Inggris.  

Kiev menyebut bahwa Rusia tidak boleh mendapat konsesi teritorial dari Ukraina. Lantaran, invasi Rusia itu telah dikecam dunia internasional sebagai agresi brutal.

Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : BBC


TERBARU