> >

Orang Paling Kaya Ukraina Janjikan Bangun Kembali Mariupol yang Luluh Lantak

Krisis rusia ukraina | 17 April 2022, 02:05 WIB
Tentara Rusia dari kesatuan Chechnya berpatroli di Mariupol, 15 April 2022. Orang terkaya Ukraina Rinat Akhmetov berjanji membantu membangun kembali kota Mariupol yang terkepung dan kini hancur luluh lantak. (Sumber: Straits Times)

KIEV, KOMPAS.TV - Orang terkaya Ukraina, Rinat Akhmetov, berjanji membantu membangun kembali kota Mariupol yang terkepung. Mariupol disebut sebagai tempat yang dekat dengan hatinya, di mana Akhmetov punya dua pabrik baja besar yang akan kembali bersaing secara global.

Rinat Akhmetov melihat kerajaan bisnisnya hancur karena pertempuran di Ukraina.

Akhmetov berkeyakinan, apa yang dia sebut "prajurit pemberani kami", akan mempertahankan kota pinggir laut Azov walau luluh lantak setelah tujuh minggu pemboman.

"Saya percaya tentara pemberani kita akan mempertahankan kota, meskipun saya mengerti betapa berat dan sulit bagi mereka," katanya, seperti dilaporkan Associated Press, Sabtu (16/4/2022).

Akhmetov mengaku setiap hari berhubungan dengan manajer Metinvest yang menjalankan pabrik Azovstal dan Illich Iron and Steel Works di Mariupol.

Untuk saat ini, perusahaan Metinvest miliknya, pembuat baja terbesar di Ukraina, mengumumkan mereka tidak dapat memenuhi kontrak pasokan. Sementara Grup SCM perusahaan bidang keuangan dan industri miliknya sedang memenuhi kewajiban utang, serta produsen listrik swastanya DTEK "mengoptimalkan pembayaran utangnya" dalam kesepakatan dengan kreditur.

"Mariupol adalah tragedi global dan contoh global kepahlawanan. Bagi saya, Mariupol telah dan akan selalu menjadi kota Ukraina," kata Akhmetov dalam jawaban tertulisnya menjawab pertanyaan media.

Hari Jumat (15/4/2022), Metinvest mengatakan tidak akan pernah beroperasi di bawah pendudukan Rusia dan pengepungan Mariupol melumpuhkan lebih dari sepertiga kapasitas produksi metalurgi Ukraina.

Baca Juga: Pembantaian Bucha dan Irpin Gegerkan Dunia, Wali Kota Tuduh Rusia Lenyapkan Mayat di Mariupol

Ilustrasi. Sebuah gedung yang rusak akibat pertempuran di Mariupol, Ukraina. Foto diambil pada 13 April 2022. Orang terkaya Ukraina Rinat Akhmetov berjanji membantu membangun kembali kota Mariupol yang terkepung dan kini hancur luluh lantak. (Sumber: Alexei Alexandrov/Associated Press)

Akhmetov yang memuji "semangat dan profesionalisme" Presiden Volodymyr Zelensky selama perang, tampaknya memperlancar hubungan keduanya setelah pemimpin Ukraina itu tahun kemarin mengatakan sebuah komplotan berharap menggulingkan pemerintahannya dan mencoba untuk melibatkan pengusaha tersebut.

Akhmetov menyebut tuduhan itu "kebohongan mutlak" pada saat itu.

"Dan perang tentu bukan saatnya untuk berselisih... Kami akan membangun kembali seluruh Ukraina," katanya, seraya menambahkan dia kembali ke negara itu pada 23 Februari dan telah berada di sana sejak itu.

Akhmetov tidak mengatakan di mana tepatnya berada, tetapi dia berada di Mariupol pada 16 Februari, hari di mana beberapa badan intelijen Barat memperkirakan invasi akan dimulai.

"Saya berbicara dengan orang-orang di jalanan, saya bertemu dengan pekerja," katanya. "Ambisi saya adalah kembali ke Mariupol Ukraina dan menerapkan rencana (produksi baru) kami sehingga baja yang diproduksi Mariupol dapat bersaing di pasar global seperti sebelumnya."

Akhmetov, orang terkaya Ukraina, mengalami penyusutan nilai usaha sejak 2014, ketika Rusia mencaplok semenanjung Laut Hitam Krimea dan dua wilayah timur Ukraina - Donetsk dan Luhansk - memproklamasikan kemerdekaan mereka dari Kiev.

Baca Juga: Efek Besar Perang Ukraina: Warga Mariupol Kelaparan hingga Kurangnya Pasokan Pangan Dunia

 

Seorang perempuan yang kehilangan suaminya menangis sambil memeluk anaknya di rumah sakit Mariupol, timur Ukraina, 11 Maret 2022. Orang terkaya Ukraina Rinat Akhmetov berjanji membantu membangun kembali kota Mariupol yang terkepung dan kini hancur luluh lantak. (Sumber: Mstyslav Chernov/Associated Press)

Menurut majalah Forbes, kekayaan bersih Akhmetov tahun 2013 mencapai USD15,4 miliar. Saat ini hanya mencapai USD3,9 miliar.

"Bagi kami, perang pecah pada 2014. Kami kehilangan semua aset kami baik di Krimea maupun di wilayah Donbass yang diduduki sementara. Kami kehilangan bisnis kami, tetapi itu membuat kami semakin tangguh dan kuat," katanya.

"Saya yakin, sebagai bisnis swasta terbesar di negara itu, SCM akan memainkan peran kunci dalam rekonstruksi pasca-perang Ukraina," katanya, mengutip para pejabat yang mengatakan kerusakan akibat perang telah mencapai USD1 triliun.

"Kami pasti akan membutuhkan program rekonstruksi internasional yang belum pernah terjadi sebelumnya, Rencana Marshall untuk Ukraina," katanya, mengacu pada proyek bantuan AS yang membantu membangun kembali Eropa Barat setelah Perang Dunia II.

"Saya percaya kita semua akan membangun kembali Ukraina yang bebas, Eropa, demokratis, dan sukses setelah kemenangan kita dalam perang ini."

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Straits Times/Associated Press


TERBARU