> >

AS Buru Pemimpin ISIS Afghanistan, Kepalanya Dihargai Imbalan Rp143 Miliar

Kompas dunia | 9 Februari 2022, 14:05 WIB
Tangkapan layar dari video yang dirilis oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) ini menunjukkan sejumlah personel marinir AS di sekitar Gerbang Abbey di luar Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, setelah seorang pengebom bunuh diri meledakkan diri pada 26 Agustus 2021. (Sumber: Departemen Pertahanan AS via AP)

WASHINGTON, KOMPAS.TV – Amerika Serikat (AS) menawarkan imbalan hingga senilai 10 juta dolar atau setara Rp143 miliar atas informasi menyangkut lokasi keberadaan atau identifikasi Sanaullah Ghafari, pemimpin ISKP atau ISIS-K, afiliasi ISIS di Afghanistan.

Melansir Al Jazeera, imbalan itu ditawarkan oleh Departemen Luar Negeri AS pada Senin (7/2/2022). Imbalan itu juga ditawarkan bagi informasi apa pun yang dapat menuntun pada penangkapan individu-individu yang bertanggung jawab atas serangan bom di bandara Kabul. Serangan itu diklaim dilakukan oleh kelompok ISIS di Provinsi Khorasan, yang dikenal dengan sebutan ISKP atau ISIS-K.

Asap mengepul dari ledakan bom bunuh diri mematikan di Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, Kamis (26/8/2021). (Sumber: AP Photo/Wali Sabawoon)

Baca Juga: Pengakuan Saksi Mata Ledakan Bom Bunuh Diri di Bandara Kabul: Seperti Hari Kiamat

Diketahui, ISKP atau ISIS-K sempat mengeklaim bertanggung jawab atas serangan mematikan di bandara Kabul tahun lalu. Serangan pada Agustus 2021 di bandara ibu kota Afghanistan itu menewaskan 170 warga sipil Afghanistan dan 13 personel militer AS. Serangan itu terjadi di tengah proses penarikan tentara AS dari negara yang compang-camping akibat perang itu.

Ghafari, yang juga dikenal dengan nama alias Shahab al-Muhajir, menurut Departemen Luar Negeri AS, ditunjuk memimpin ISIS-K pada Juni 2020. Ghafari dituding bertanggung jawab menyetujui seluruh operasi ISIS-K di seantero Afghanistan dan menggalang dana kelompok itu.

Hasil investigasi militer AS atas serangan di bandara Kabul pada 26 Agustus 2021 itu dirilis pada Jumat (4/2). Hasil investigasi menemukan bahwa serangan itu tampaknya dilakukan oleh satu orang yang meledakkan bom tunggal yang sarat dengan bola-bola baja di tengah kerumunan manusia.

Beberapa hari setelah serangan bom itu, AS melancarkan serangan drone yang semula disebut Pentagon menyasar para tersangka kombatan ISIS-K.

Baca Juga: Serangan Drone AS Tewaskan Anak-Anak, Warga Afghanistan Berang

Namun, media melaporkan bahwa 10 warga sipil Afghanistan, termasuk sejumlah anak, tewas terbunuh. Meski pihak berwenang AS kemudian meminta maaf atas serangan bom drone itu, tak ada satu pun personel militer AS yang dihukum atas serangan salah sasaran itu. 

Sementara itu, informasi tentang sosok Ghafari masih sumir dan sedikit. Namun, rumor menyebut bahwa ia sempat menjadi komandan al-Qaeda atau mantan anggota jaringan Haqqani, salah satu faksi terkuat dan paling ditakuti dalam Taliban.

Penulis : Vyara Lestari Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Al Jazeera


TERBARU