> >

Amerika Serikat Minta Jepang Alihkan Gas LNG ke Eropa bila Situasi di Ukraina Makin Buruk

Kompas dunia | 5 Februari 2022, 02:05 WIB
Amerika Serikat minta Jepang alihkan gas LNG ke Eropa bila situasi ketegangan di Ukraina makin buruk. Tetapi dengan cuaca musim dingin yang lebih dingin, Jepang yang miskin sumber daya perlu memastikan pasokan domestiknya terlebih dahulu, seperti dilansir Straits Times, 4 Februari 2022. (Sumber: Straits Times)

TOKYO, KOMPAS.TV - Amerika Serikat meminta Jepang untuk mengalihkan sebagian liquefied natural gas (LNG) ke Eropa jika krisis Ukraina menyebabkan gangguan pasokan. Sementara Jepang menanggapi dengan menyatakan akan mempertimbangkannya.

Jepang sebagai importir utama LNG, perlu memastikan pasokan domestik yang cukup sebelum menawarkan bantuan internasional, kata Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Koichi Hagiuda, seperti dilansir Straits Times, Jumat, (4/2/2022).

Empat sumber pemerintah mengonfirmasi permintaan Amerika Serikat, di mana satu pejabat mengatakan permintaan itu datang awal pekan ini.

Dalam konferensi pers sebelumnya pada hari Jumat, Hagiuda menolak untuk memastikan laporan media tentang permintaan Amerika Serikat, tetapi mengatakan Jepang menjadi kekuatan pendorong dalam pengembangan pasar LNG selama beberapa dekade.

"Kami ingin mempertimbangkan bagaimana kita dapat berkontribusi pada komunitas internasional," katanya.

Tetapi dengan cuaca musim dingin yang lebih dingin, Jepang yang miskin sumber daya perlu memastikan pasokan domestiknya terlebih dahulu.

"Kami akan melihat apakah ada yang bisa dilakukan setelah memastikan bahwa kehidupan masyarakat tidak terpengaruh," katanya.

Situasi Ukraina memiliki dampak yang signifikan pada pasokan energi yang stabil ke Jepang, sehingga Jepang akan memantau situasi dengan cermat, katanya.

Baca Juga: Presiden Amerika Serikat Bertemu Emir Qatar Bahas Potensi Krisis Gas Eropa Bila Rusia Serang Ukraina

Ilustrasi kapal pengangkut gas alam cair atau LNG.

Rusia dan Barat berselisih mengenai Ukraina, mengipasi kekhawatiran bahwa pasokan energi ke Eropa dapat terganggu.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Straits Times


TERBARU