> >

142.000 Warga Eropa Tewas Akibat Cuaca Ekstrem dalam 40 Tahun Terakhir

Kompas dunia | 3 Februari 2022, 16:42 WIB
Tanah longsor dan banjir di Erftstadt, Jerman akibat hujan deras berkepanjangan. 142.000 jiwa tewas 40 tahun terakhir di Eropa akibat cuaca ekstrem seperti gelombang panas dan banjir, serta menimbulkan kerugian hampir 510 miliar euro, menurut laporan terbaru Badan Lingkungan Eropa EEA yang terbit hari Kamis, (3/2/2022) (Sumber: Rhein-Erft-Kreis via AP)

KOPENHAGEN, KOMPAS.TV -  Sebanyak 142.000 jiwa tewas selama 40 tahun terakhir di Eropa akibat berbagai peristiwa cuaca ekstrem seperti gelombang panas dan banjir, serta menimbulkan kerugian hampir 510 miliar euro, menurut laporan terbaru Badan Lingkungan Eropa EEA yang terbit hari Kamis, (3/2/2022), seperti dilansir France24.

Dalam studinya, Badan Lingkungan Eropa EEA menyerukan langkah-langkah adaptasi lanjutan di tingkat individu dan negara untuk mengatasi sumber masalah dari kerugian tersebut.

Sejumlah kecil peristiwa ekstrem, sekitar tiga persen dari total, bertanggung jawab atas sekitar 60 persen kerusakan finansial yang terjadi dari 1980-2020, sebut laporan itu

Dalam hal hilangnya nyawa manusia, gelombang panas menyumbang 91 persen, dengan gelombang panas pada musim panas 2003 menewaskan 80.000 orang.

Gelombang panas serupa setelah tahun 2003 menyebabkan kematian yang jauh lebih rendah "karena adaptasi dilakukan berbagai negara dan oleh aktor yang berbeda", seperti pemasangan pengatur suhu ruangan.

Secara global, Organisasi Meteorologi Dunia WMO memperkirakan jumlah bencana terkait cuaca meningkat selama 50 tahun terakhir, menyebabkan lebih banyak kerusakan tetapi lebih sedikit kematian.

Di Eropa, EEA mengatakan belum bisa menarik kesimpulan dari data 40 tahun terakhir tentang apakah peningkatan tersebut disebabkan oleh perubahan iklim, karena kerusakan yang sangat tidak teratur tercatat pada tahun yang berbeda.

"Semua bahaya yang kami gambarkan sebagai peristiwa yang terkait cuaca dan iklim dipengaruhi oleh kondisi iklim. Ini tidak sama dengan mengatakan berbagai peristiwa itu semua dipengaruhi oleh perubahan iklim," kata pakar EEA Wouter Vanneuville kepada AFP.

Studi terbaru, terutama karya IPCC, menunjukkan frekuensi dan tingkat keparahan peristiwa seperti kekeringan dan kebakaran hutan lebih mudah dikaitkan dengan perubahan iklim, katanya.

Baca Juga: Spanyol Dilanda Gelombang Panas, Suhu Bisa Lebih dari 45 Derajat Celsius

Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier di pinggir sungai di Ahrweiler, Minggu, 10 Oktober 2021. 142.000 jiwa tewas 40 tahun terakhir di Eropa akibat cuaca ekstrem seperti gelombang panas dan banjir, serta menimbulkan kerugian hampir 510 miliar euro, menurut laporan terbaru Badan Lingkungan Eropa EEA yang terbit hari Kamis, (3/2/2022). (Sumber: Associated Press)

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV/France24


TERBARU