Kompas TV lifestyle travel

Memaknai Thudong, Tradisi Jalan Kaki Bhikku di Hari Waisak

Kompas.tv - 23 Mei 2024, 17:28 WIB
memaknai-thudong-tradisi-jalan-kaki-bhikku-di-hari-waisak
Rangkaian pelepasan Bhikku Thudong di Bukit Kassapa, Kota Semarang, Kamis (16/5/2024) (Sumber: KOMPAS.COM/Titis Anis Fauziyah)
Penulis : Ade Indra Kusuma | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TVThudong merupakan tradisi berjalan kaki yang dilakukan oleh para Bhikku jelang perayaan puncak Tri Suci Waisak. Tahun ini, thudong dimulai oleh para Bhikku dengan berjalan kaki dari Kota Semarang menuju lokasi Tri Suci Waisak 2024 di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.  

Menurut Wakil Ketua Panitia Nasional Waisak YM Bhikku Dhammavudho, thudong pada dasarnya tidak hanya sekadar berjalan kaki, tapi bertujuan memaknai setiap langkah yang dilalui, serta berlatih melepaskan untuk mencapai kebahagiaan.

"Thudong itu bermakna pelepasan, dan juga berlatih kesabaran. Dalam ajaran Buddha, kebahagiaan itu kita peroleh dari diri sendiri, bukan dari luar," kata Bhikku Dhammavudho mengutip Kompas.com saat ditemui di Gedung Sasono Utomo, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta Timur, baru-baru ini.

Baca Juga: Perayaan Trisuci Waisak, 10 Biksu Asal Kamboja Jalan Kaki di Sepanjang Jalan Makassar

Ia melanjutkan, saat pelaksanaan thudong, ada ketentuan yang wajib dipatuhi para Bhikku. YM Bhikku Dhammavudho menuturkan, tidak ada pantangan ketika seorang Bhikku melakukan thudong. Tapi, ketentuannya yaitu para Bhikku hanya boleh makan dan minum sebelum pukul 12.00 siang.

"Sejauh ini tidak ada pantangan, cuma memang ada beberapa peraturan yang tetap dijalankan, seperti makan harus di bawah pukul 12.00 WIB," katanya.

Dulu, lanjutnya, sebelum ada teknologi jam analog dan jam digital, para Bhikku mengetahui waktu melalui telapak tangan.

"Jadi para Bhikku itu bisa menerima makan sebelum pukul 12 siang. Dulu tidak ada jam, jadi menentukanya bisa dilihat dari garis tangan. Kalau sudah terang, berarti sudah tidak boleh makan," katanya.

Baca Juga: Perayaan Hari Raya Waisak: Tradisi dan Devosi di Sri Lanka, Thailand, dan Nepal

Selain itu, tambahnya, para Bhikku juga tidak boleh bersentuhan dengan lawan jenis. Terkait perbekalan berupa makanan dan minuman, para Bhikku diperbolehkan untuk membawanya selama di perjalanan.

Tetapi pada saat prosesi thudong Waisak 2024, ungkapnya Bhikku Dhammavudho, makan dan minum untuk para Bhikku yang melakukan thudong sudah disediakan oleh panitia di lokasi tertentu.


 



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x