> >

Polisi Belgia Halau Pengunjuk Rasa Dengan Meriam Air dan Gas Air Mata

Kompas dunia | 6 Desember 2021, 10:37 WIB
Pengunjuk rasa menyalakan kembang api dalam protes pengetatan aturan untuk mencegah penyebaran virus corona di Brussels, Belgia, Minggu, 5 Desember 2021. (Sumber: Associated Press)

BRUSSELS, KOMPAS.TV - Polisi Belgia menggunakan meriam air dan gas air mata untuk membubarkan pengunjuk rasa yang gaduh di Brussels, Minggu (5/12/2021). 

Meskipun sempat terjadi bentrok dengan polisi, namun sebagian besar demonstran berbaris dengan tertib untuk memprotes pengetatan aturan terkait COVID-19, yang bertujuan untuk melawan gelombang infeksi virus corona.

Ribuan orang datang untuk menolak langkah-langkah baru yang diumumkan pada hari Jumat. Aturan ini telah diberlakukan selama tiga minggu berturut-turut, untuk mengendalikan penyebaran virus corona.

Seperti dikutip dari The Associated Press, pemerintah memperketat aturan ketika timbul banyak kasus virus corona baru yang membebani layanan kesehatan negara itu. 

Baca Juga: Hadapi Larangan Bepergian Gara-Gara Omicron, Afrika Selatan Protes

Pengunjuk rasa meneriakkan “Kebebasan! Kebebasan!" dan membawa spanduk bertuliskan, “Bersatu untuk kebebasan, hak, dan anak-anak kami.” 

Pengunjuk rasa kemudian berbaris ke markas besar Uni Eropa. Beberapa dari mereka juga membawa spanduk yang menyatakan anti-vaksin dan melarang pemberian suntikan vaksin.

Kerumunan utama dalam pawai damai itu kemudian bubar. Namun demikian, sekitar 100 pengunjuk rasa kemudian berlari ke barikade polisi anti huru hara yang menutup akses ke Komisi Eropa. Setelah bentrokan singkat dengan polisi, pengunjuk rasa kemudian menyalakan petasan. 

Polisi pun menggunakan meriam air dan menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa. Hingga kini tidak ada laporan adanya korban luka-luka akibat peristiwa ini.

Baca Juga: Gelombang Protes Pembatasan Pandemi Terus Meluas di Eropa, Termasuk di Republik Ceko

Penulis : Tussie Ayu Editor : Purwanto

Sumber : Associated Press


TERBARU