> >

Gara-Gara Komentarnya, Menteri Lebanon Mundur demi Perbaiki Hubungan Diplomatik dengan Arab Saudi

Kompas dunia | 4 Desember 2021, 08:40 WIB
Menteri Infomasi Lebanon George Kordahi mengumumkan pengunduran dirinya di Beirut, Lebanon, Jumat (3/12/2021). Langkah ini ditempuh untuk membuka jalan bagi kemungkinan penyelesaian perselisihan diplomatik antara Lebanon dan Arab Saudi, yang dipicu oleh komentar yang dilontarkannya. (Sumber: AP Photo/Bilal Hussein)

BEIRUT, KOMPAS.TV – Menteri Informasi Lebanon George Kordahi mengumumkan pengunduran dirinya pada Jumat (3/12/2021). Langkah ini ditempuh untuk membuka jalan bagi kemungkinan penyelesaian perselisihan diplomatik antara Lebanon dan Arab Saudi, yang dipicu oleh komentar yang dilontarkannya.

“Lebanon lebih penting ketimbang George Kordahi,” ujarnya dalam konferensi pers, Jumat, seperti dikutip dari Associated Press

“Saya harap pengunduran diri saya ini membuka jendela untuk hubungan yang lebih baik dengan negara-negara di Teluk Arab,” imbuhnya.

Baca Juga: Arab Saudi dan Bahrain Usir Dubes Lebanon karena Sebut Perang Yaman adalah Hasil Agresi Saudi

Melansir Al Arabiya, Kordahi menjelaskan, ia memahami dari Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati bahwa Prancis menginginkan dirinya mundur sebelum Presiden Emmanuel Macron mengunjungi Arab Saudi pekan ini untuk membantu membuka dialog dengan para pejabat Saudi tentang Lebanon. Kordahi sendiri menemui Mikati tiga hari lalu. 

Kordahi sempat menolak mundur pada minggu-minggu awal setelah melontarkan komentarnya, meski PM Mikati telah memintanya untuk mengutamakan kepentingan nasional. Kordani merupakan seorang pemeluk Kristen yang partai Marada-nya didukung oleh Hizbullah.

“Saya mengerti dari Mikati bahwa Prancis ingin saya mundur lebih dulu sebelum kunjungan (Macron),” ujar Kordahi.

Ia meyakini bahwa Mikati telah memastikan bahwa Macron akan mendiskusikan hubungan Lebanon dengan Riyadh.

Baca Juga: Listrik Lebanon Menyala Lagi Usai Mati Lampu 24 Jam Berkat Dana Pinjaman

Kordahi, dalam wawancara yang disiarkan televisi pada akhir Oktober lalu, mengatakan bahwa perang di Yaman sia-sia dan menyebutnya sebagai agresi oleh koalisi pimpinan Arab Saudi. 

Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Associated Press/Al Arabiya


TERBARU