> >

Duh, Utang Jatuh Tempo Rp1,4 T Belum Dibayar, Suplai Listrik Lebanon Diputus Perusahaan Turki

Kompas dunia | 2 Oktober 2021, 01:05 WIB
Dalam foto yang diambil pada 16 Juli 2018 ini tampak dua pembangkit listrik terapung milik perusahaan Turki, Karadeniz Powership Orhan Bey (Karpowership) di utara dan selatan ibu kota Beirut, Lebanon. Pada Jumat (1/10/2021), Karpowership menyatakan telah menghentikan pasokan listriknya ke Lebabon setelah kontrak berakhir. (Sumber: AP Photo/Bilal Hussein, File)

Korupsi di sektor listrik telah memperparah krisis ekonomi Lebanon. Akibatnya, lebih dari setengah populasi negara itu yang berjumlah 6 juta jiwa termasuk 1 juta pengungsi Suriah, terjerumus dalam jurang kemiskinan. Data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut, 36 persen rakyat Lebanon hidup dalam kemiskinan ekstrem.

Kini, Lebanon berharap pada pasokan listrik dari Yordania dan pasokan gas alam Mesir ke salah satu pembangkit listrik utamanya.

Baca Juga: Lebanon Krisis Ekonomi, Harga BBM Naik 10 Kali Lipat

Pada Jumat, PBB meluncurkan rencana darurat pemberian bantuan penyelamatan jiwa senilai 383 juta dolar AS (atau sekitar Rp5,4 triliun) selama 12 bulan kepada 1,1 juta warga Lebanon yang paling rentan, termasuk pengungsi Suriah dan Palestina.

Koordinator kemanusiaan PBB di Lebanon Najat Rochdi mengatakan, rencana itu mencakup 119 proyek pendidikan, keamanan pangan, kesehataan, nutrisi, air bersih dan sanitasi, perlindungan anak dan perlindungan terhadap kekerasan berbasis gender.

Rencana itu, kata Rochdi, termasuk distribusi makanan dan bantuan uang tunai pada sekitar 500 ribu warga, serta peningkatan akses layanan dokter dan obat-obatan di pusat kesehatan utama bagi sekitar 250.000 warga.

 

Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Associated Press


TERBARU